Ini Kabar Terbaru Soal Industri Pariwisata di Jakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Kabar Terbaru Soal Industri Pariwisata di Jakarta

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Selasa, 21 Apr 2020 19:15 WIB
Monas
Ilustrasi Monas (shutterstock)
Jakarta -

Sebagai zona merah penyebaran corona, hampir seluruh aspek industri pariwisata di Jakarta dihentikan sementara. Berikut kabar terakhir pariwisata di Jakarta.

Semenjak merebaknya corona di Jakarta pertengahan Maret, tak sedikit tempat wisata yang ditutup untuk memutus mata rantai corona. Lewat Pergub, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Disparekraf DKI Jakarta untuk menutup sementara objek wisata.

Baik objek wisata yang berada di bawah Pemprov DKI Jakarta atau yang swasta, tak sedikit yang menutup usaha sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan. Saat ini, kondisi pun tak jauh berubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya itu perpanjang, karena kita nggak tahu sampai kapan. Kita juga sudah skenario terburuk. Apa benar sampai akhir tahun, tapi harapan habis Lebaran sudah berkurang," ujar Disparekraf DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia saat dihubungi detikcom, Selasa (21/4/2020).

Kadisparekraf DKI Jakarta Cucu Ahmad KurniaKadisparekraf DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia (Ari Saputra/detikcom)

Hanya berbeda dengan objek wisata, hotel dan restoran di Jakarta masih diperbolehkan buka oleh Pemerintah. Namun, okupansinya hampir tiarap.

ADVERTISEMENT

"Ya kalau perkembangan sih untuk industri hotel sama travel masih boleh buka, kalau secara bisnis terpukul banget. Kalau okupansi hotel paling tinggal di bawah 10%. Mereka cuma boleh buka kalau terima paket-paket isolasi gitu," ujar Cucu.

Sedangkan untuk pelaku restoran, Cucu mengimbau agar mengalihkan usaha ke sistem take-away agar tak membuat keramaian. Pihak yang tidak mengindahkan aturan itu akan diingatkan kembali.

"Masih ada beberapa yang bandel di lapangan, kita kasih teguran. Sidak kita jalan terus, tunggu laporan masyarakat karena banyak banget," imbau Cucu.

Sejak corona merajalela, pihak Disparekraf DKI Jakarta pun telah menampung masukan dari para pelaku pariwisata. Mayoritas mengeluh karena kondisi yang sulit.

"Sejauh ini mereka masih mencoba survive, ya tentunya keprihatinan. Mereka gak bisa ngomong apa-apa karena global ya seluruh dunia. Paling nggak untuk restoran Jakarta beruntung, karena orang Jakarta masih banyak makan di restoran. Kebayang kalau di Bali, siapa yang makan restoran? Nggak ada turis," tutup Cucu.

Di tengah badai corona, mayoritas industri pariwisata memang sedang berduka. Baik dari pemilik tempat wisata, hotel hingga pramuwisata, semuanya hilang pendapatan karena corona dan tiadanya turis. Semoga badai ini segera berlalu.




(rdy/rdy)

Hide Ads