Seperti di Indonesia, masjid di seantero AS juga terkena imbas akibat virus Corona. Hampir semuanya membatalkan kegiatan ibadah di bulan Ramadhan.
Duka mendalam juga dirasakan oleh umat muslim di AS. Akibat COVID-19, kegiatan berkumpul dan ibadah di masjid selama bulan Ramadhan juga ikut ditiadakan.
Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Senin (27/4/2020), mayoritas umat muslim di AS menurut pada imbauan pemerintah dan memilih memindahkan kegiatan ibadah via online seperti diberitakan media Arab News.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada juga diungkapkan oleh pihak pengurus The Mosque Foundation, salah satu masjid pertama yang dibangun di Chicago pada tahun 1980 silam via surel pada para anggotanya.
"Tahun ini kita merasakan Ramadhan jauh dari masjid. Kami tentu saja tetap akan melakukan yang terbaik untuk menjaga kedekatan dengan Allah dan komunitas kita," ujar Imam utama masjid, Sheikh Jamal Said.
Berhubung tahun ini masyarakat muslim di AS tak dapat melakukan ibadah di masjid, Jamal pun mengajak umat muslim di sana untuk mengikuti khatirah atau khotbah singkat via virtual secara harian. Sejumlah media sosial seperti Facebook, Youtube, surel dan lainnya akan digunakan.
Tak hanya di Chicago, pihak The Islamic Center of Detroit atau ICD juga mengumumkan hal serupa.
"Walau imbauan kesehatan memaksa kita untuk tidak berkumpul di masjid Ramadhan tahun ini, kami tetap ada di sini untuk terus menghubungkan kita semua di masa sulit ini," ujar Imam ICD, Suleiman Hani.
Imam Hani pun berujar, bahwa segala physucal distancing ini tak berarti isolasi penuh secara sosial. Dibutuhkan perhatian ekstra, usaha dan kreativitas untuk terhubung satu sama lain secara virtual.
Untuk menjembatani umat dengan masjid, pihak ICD pun mempunyai program Virtual Quran Night sebagai wadah berbagi cerita umat sekaligus menjaga tali silaturahmi. Program itu pun diadakan setiap hari Senin dan Jumat dari pukul 21.30-22.15 malam waktu setempat.
Di sisi lain, kosongnya masjid di AS akibat corona bukan berarti jadi tanda akhir zaman. Imam Omar Suleiman asal Texas berujar, kalau itu harus menjadi momen refleksi seperti diberitakan AP.
"Bagaimana kita menempatkan diri sehingga jadi lebih terhubung dengannya?" ujar Imam Omar.
Menurut Imam Omar, kini masyarakat muslim di AS lebih mempunyai waktu untuk mengembangkan empati pada orang-orang yang tak dapat mengakses rumah ibadah masing-masing karena larangan pihak tertentu.
Berkaca dari kondisi tersebut, penyebaran virus corona di AS memang cukup memprihatinkan, Diketahui, jumlah positif virus corona di AS telah mengalahkan China sekaligus jadi yang terbanyak di dunia dengan lebih dari 823 ribu kasus.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum