Sudah hampir lima bulan penerapan lockdown dari berbagai negara. Manusia yang tak lagi pelesir dengan kapal pesiar juga kapal kontainer yang frekuensinya berkurang drastis berefek pada pesatnya perkembangan paus, paus pun seperti kembali menjadi raja lautan.
Diberitakan Lonely Planet, hewan-hewan yang berada di taman nasional maupun lautan seperti memiliki waktu jeda tanpa kontak dengan manusia. Lalu lintas kapal pesiar juga kontainer yang berkurang drastis membuat makhluk cetacean yang rentan mendapat tempatnya kembali.
Kesempatan ini dimanfaatkan para ilmuwan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampak polusi suara di laut terhadap ekosistemnya. Ilmuwan memiliki asumsi bahwa suara-suara hewan laut, seperti lumba-lumba hingga paus ditelan raungan mesin kapal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka bergantung pada komunikasi suara itu. "Kita memiliki paus bungkuk yang tidak pernah mengenal lautan yang tenang," kata Michelle Fournet, ahli suara akustik laut dari Cornell University.
Terakhir kali laut sepi seperti sekarang setelah peristiwa serangan teroris New York 11 September 2001. Menurut laporan dari Envista Forensics, ekspor peti kemas trans-Pasifik antara China dan Amerika Serikat turun sebanyak 22% pada awal 2020, setelah COVID-19 mulai menyebar.
Para analis memprediksi akan ada penurunan volume kapal kontainer sebanyak 10% pada akhir tahun. Tidak hanya itu, pandemi COVID-19 telah menghentikan industri kapal pesiar, dan sebagian besar operator menunda operasinya dari pertengahan Maret hingga setidaknya 30-60 hari.
Pada awal April hanya segelintir kapal pesiar yang masih beroperasi. Sebagian besar dari mereka kembali ke pelabuhan awal pada pertengahan bulan.
Munculnya Corona kebetulan bertepatan dengan peristiwa besar, yakni musim persalinan untuk paus bungkuk di lepas pantai Hawaii. Dan inilah momen awal migrasi paus abu-abu dari Laut Bearing ke Semenanjung Baja.
Mamalia itu setidaknya akan terbebas dari kapal pengawas paus hingga papan dayung para traveler. Mereka bisa leluasa mencari pasangan dan memindahkan keluarganya ke tempat makan musiman.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol