Imbau Tidak ke Masjid, Imam Khotbah dan Doa Lewat Media Sosial

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Imbau Tidak ke Masjid, Imam Khotbah dan Doa Lewat Media Sosial

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 15 Mei 2020 04:11 WIB
BLACKBURN, UNITED KINGDOM - OCTOBER 14:  A Mosque is sillouhetted against the skyline on October 14, 2006, Blackburn, England. Local MP Jack Straw made comments last week regarding his view that veils such as the Burqa and Niqab split communities. (Photo by Christopher Furlong/Getty Images)
Foto: Getty Images/Christopher Furlong
Blackburn -

Komunitas muslim di Blackburn, Inggris berperan aktif memutus rantai virus Corona dengan tak datang ke masjid sementara. Imam masjid memanfaatkan media sosial untuk khotbah.

Aturan di rumah saja dan menjaga jarak selama lockdown membuat aktivitas di masjid terhenti. Bahkan, ketika bulan Ramadhan bergulir.

Imam masjid merespons situasi itu dengan aktif di media sosial. Seluruh kegiatan ceramah, khotbah, dan doa, disampaikan kepada jamaah melalui media sosial. Pemimpin masjid juga mendorong komunitas mereka untuk berdoa di rumah selama bulan puasa.

Masjid-E-Raza, yang memiliki dua masjid di Randal Street dan Oak Street di Blackburn, menggunakan Facebook Live untuk menyiarkan khotbah dan doa malam. Video-video tersebut kemudian dibagikan di saluran YouTube masjid untuk menjangkau umat Islam yang tidak menggunakan Facebook.

"Kami harus menyesuaikan cara berkomunikasi dengan anggota kami, menggunakan platform yang berbeda untuk membantu mereka tetap berhubungan dan merasa terhubung dengan masjid," kata Mohammed Khalil, bendahara Masjid-E-Raza, seperti dikutip Lancashiretelegraph.

"Facebook Live bekerja sangat baik bagi kami, terutama menjadi saluran interaktif. Anggota kami dapat mengajukan pertanyaan kepada para imam selama khotbah mereka, dan mereka mendapatkan jawaban di sana kemudian," dia menambahkan.

"Orang-orang dapat menonton video kembali, di Facebook atau di YouTube, pada waktu yang pas untuk mereka. Masjid-masjid lain juga berbagi video kami dengan komunitas mereka," dia membeberkan.

Sementara itu, Masjid-E-Sajedeen di Little Harwood menyiarkan khotbah dan doa di saluran YouTube masjid setiap malam selama bulan Ramadhan. Mereka baru membuat akun media sosial itu setelah lockdown.

Madrasah untuk warga muslim di bawah 18 tahun melanjutkan pelajaran hariannya kepada sekitar 500 anak-anak dan remaja di rumah melalui aplikasi Zoom. Para pemimpin masjid juga menyediakan beberapa tablet pintar untuk anak-anak yang belum memilikinya.

"Ini bagus karena saya bisa tetap berhubungan dengan teman-teman saya, terutama saat kami harus menjalani lockdown," kata Fuzayl Kola, seorang anak berusia 12 tahun yang merupakan siswa Sajedeen Madrassah.

Imran Amir, anggota komite di masjid Sajedeen, yang juga seorang manajer di perusahaan telekomunikasi City Fiber, mengatakan teknologi telah membuat umat Silam di kota itu bisa terhubung satu sama lain.

"Ini membantu orang untuk tetap merasa menjadi bagian dari komunitas masjid, yang sangat penting selama bulan Ramadhan, sambil tetap aman di rumah," kata Imran.

"Sangat menggembirakan melihat cara masjid dan madrasah menggunakan media sosial dan teknologi untuk membantu komunitas mereka tetap terhubung selama apa yang biasanya merupakan saat mereka lebih banyak berkumpul secara pribadi," anggota Dewan Mohammed Khan, menimpali.




(fem/ddn)

Hide Ads