Setelah pandemi selesai, akan banyak perubahan dalam kebiasaan masyarakat. Turis akan lebih berhati-hati dalam memilih tujuan wisata yang akan dikunjungi.
Travel Influencer yang punya segudang prestasi di bidang surfing, Gemala Hanafiah, memberikan beberapa pesan untuk destinasi di Indonesia. Memasuki New Normal, pihak wisata harus lebih peka dalam menjaga keamanan dan kebersihan demi keselamatan turis.
"Biasanya di kapal diving diisi 30 orang mungkin bakal bisa dicut setengahnya, menggali keuntungan itu akan lebih susah tapi lebih untuk bertahan dulu," kata Gemala dalam Live IG bersama detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai kebijakan dan peraturan harus diterapkan. Masa waspada pandemi yang telah dihadapi berbulan-bulan akan melekat dalam kebiasaan masyarakat, khususnya dalam menjaga kebersihan.
"Mereka harus siap dengan hand sanitizer, jaga jarak, operatornya dan segala macam, orang-orang di sana harus pake masker, karena itu akan memberikan rasa aman juga kan bagi kita yang ke sana," ujar Gemala.
Gemala juga menekankan untuk ada ketegasan dalam menjaga alam. Kurangnya ketegasan pihak destinasi sering terjadi, hal semacam ini diharapkan tidak lagi terjadi saat memasuki 'new normal'.
"Mereka juga nggak boleh segan-segan menegur tamu-tamu, kalian nggak boleh memegang karang, siapa yang memegang karang next dive nggak boleh ikut," ujar Gemala.
Satu lagi permasalahan yang tak kunjung usai dan masih terus dilakukan oleh turis lokal, yaitu buang sampah sembarangan. Tak hanya memberi contoh tak baik bagi turis mancanegara, tapi hal ini juga akan mencemari lingkungan.
"Sorry to say, dibandingkan sama turis luar turis lokal kita sayang banget lebih banyak lebih nggak sadar pentingnya buang sampah (pada tempatnya), bahkan pegawai pegawai kayak ke Rinjani, malah porternya yang buang sampah (sembarangan). Terus di kapal Pelni, mereka malah buang sampah dan itu divideoin sama turis-turis yang naik kapal," kata Gemala.
Setelah pandemi berakhir, pihak wisata diharapkan untuk memberi ketegasan pada turis, demi keselamatan turis dan keuntungan jangka panjang. "Jadi memang harus tegas, nggak boleh takut rugi, oke mungkin dia malu, tapi kan itu menjaga si lokasi wisatanya ke masa depan yang mana keuntungan jangka panjang lebih penting," ujar Gemala.
"Kalau kita merasa memiliki, otomatis kita menjaga lingkungan," kata Gemala.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!