Taman Burung TMII sedang mencari pasokan pangan untuk 1.2000 ekor koleksinya saat ini. Stok pakan berupa daging hanya cukup hingga bulan Juli. Saat ini, mereka membutuhkan buah, biji-bijian, dan serangga.
Biaya pakan dan operasional, seperti listrik, air, dan pemeliharaan gedung di Taman Burung TMII memang mulai bergantung dari donasi. Sebab, pendapatan dari tiket masuk nol setelah TMII ditutup untuk memutus rantai penularan COVID-19.
Manajer Unit Taman Burung dan Museum Komodo Taman Reptil TMII, Piter Kombo, memprediksi kunjungan pelancong ke TMII tak akan pulih dalam waktu dekat. Sebab, warga bakal memprioritaskan memulihkan finansial untuk kebutuhan yang lebih krusial.
"Tentunya, kunjungan mulai ada setelah TMII dibuka lagi dan PSBB dicabut. Tapi, masyarakat tidak akan serta-merta membuat kunjungan ideal seperti sebelumnya. Mereka akan memulihkan kondisi ekonomi lebih dulu," kata Kombo yang dihubungi detikTravel.
"Setidaknya akhir tahun bisa pulih. Ini bisa lebih cepat karena flu tidak seperti saat kami pernah mengalami cobaan Avian flu pada tahun 2000 dan flu burung pada 2004-2005. Waktu itu, memang isunya jelek karena berkaitan langsung dengan burung, pengunjung habis. Saat itu, dampaknya 1 tahun dan trust pengunjung baru pulih pada tahun ketiga," dia menjelaskan.
"Nah, COVID ini tidak berubungan burung atau hewan spesifik. Semoga setelah diperbolehkan operasional, tentu kalau sudah tidak PSBB, setelah masyarakat memulihkan kondisi ekonomi, di akhir tahun bisa normal kembali," dia menegaskan.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol