Pelajar Indonesia Ceritakan Ramadhan di Mesir yang Berbeda

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pelajar Indonesia Ceritakan Ramadhan di Mesir yang Berbeda

Novita Lisna Nursyifa - detikTravel
Sabtu, 23 Mei 2020 04:00 WIB
Pelajar Indonesia Ceritakan Suasana Ramadhan di Mesir di Tengah Corona
Foto: Novita Lisna Nursyifa
Kairo -

Ramadhan. Bulan ke-9 dalam kalender hijriah yang selalu dinanti-nanti umat Islam di seluruh dunia. Karena bulan ini memiliki banyak keberkahan dan keistimewaan. Salah satunya bulan yang diwajibkan umat Muslim untuk berpuasa dan bulan diturunkannya Al-Qur'an.

Ini adalah tahun ke-2 saya berada di Mesir. Saat Ramadhan biasanya suasana disini begitu ramai. Banyak orang-orang dermawan yang tak ragu bersedekah bahkan sampai menyediakan Maidaturrrahman atau hidangan berbuka puasa gratis.

Masjid-masjid pun ramai dikunjungi orang-orang yang beri'tikaf. Suasana masjid menggema dengan lantunan-lantunan ayat suci Al-Quran. Bahkan di beberapa masjid salat tarawih pun dilaksanakan hingga tengah malam menjelang sahur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun ada yang berbeda dengan suasana Ramadhan tahun ini. Di tengah maraknya wabah COVID-19, Pemerintah Mesir menghimbau masyarakat untuk menjaga diri di rumah saja. Masjid-masjid pun ditutup, dan tidak ada Maidaturrahman yang berjejer disepanjang jalan. Ini sebagai upaya agar penyebaran Corona tidak meluas. Sekarang orang-orang harus betah menjalani aktivitas di rumah.

Pelajar Indonesia Ceritakan Suasana Ramadhan di Mesir di Tengah CoronaPelajar Indonesia Ceritakan Suasana Ramadhan di Mesir di Tengah Corona Foto: Novita Lisna Nursyifa

Akan tetapi, situasi seperti ini ternyata tidak menyurutkan semangat untuk tetap berlomba-lomba dalam kebaikan. Meski tak ada Maidaturrahman, banyak pembagian sedekah berupa nasi kotak, ikan, bahkan sembako yang diadakan di berbagai tempat. Pengambilan pun tetap dilakukan secara steril. Salah satunya dengan menjaga jarak dan tetap memakai masker. Begitulah, ternyata Corona tidak mampu menghentikan kebaikan orang-orang dermawan.

ADVERTISEMENT

Bagi mahasiswa Al-Azhar, moment Ramadhan bukan hanya ajang untuk meningkatkan kualitas ibadah, namun juga meningkatkan semangat belajar. Karena di Bulan Ramadhan inilah waktunya Ujian Termin 2 atau Ujian Akhir semester semakin mendekat.

Tapi lagi-lagi, dengan keadaan sekarang yang sedang dilanda wabah COVID-19 di seluruh dunia, Pemerintah juga meliburkan kegiatan belajar mengajar dan meniadakan ujian secara offline. Hal ini tidak serta merta menjadikan mahasiswa terbebas dari tugas begitu saja. Karena sebagian universitas menggantinya dengan ujian online.

Universitas Al-Azhar sendiri memberikan kebijakan kepada mahasiswanya untuk membuat karya tulis ilmiah (baca:Bahts) dari setiap mata kuliah sebagai pengganti ujian.

Dengan proses pembuatannya kurang lebih satu bulan dan waktu pengumpulannya ditentukan mulai tanggal 30 Mei sampai dengan 15 Juni 2020 dengan mengirimkannya pada alamat email yang telah ditentukan dari setiap fakultas. Jadi meski di rumah saja, tidak membuat kami sebagai mahasiswa untuk tidak produktif dan tentunya tetap semangat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan.

Tak lupa kita berdoa semoga wabah COVID-19 cepat berlalu dan kita semua dilancarkan dalam setiap urusan serta yang terpenting lulus di bulan Ramadhan ini dengan menyandang gelar Taqwa. Aamiiin.

Novita Lisna Nursyifa

Mahasiswi tingkat 1 Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo

----

Para pembaca detikcom, bila Anda juga mahasiswa Indonesia di luar negeri dan mempunyai cerita berkesan saat Ramadhan, silakan berbagi cerita Anda 300-1.000 kata ke email: ramadan@detik.com cc abdulfatahamrullah@ppi.id, dengan subjek: Cerita PPI Dunia. Sertakan minimal 5 foto berukuran besar karya sendiri yang mendukung cerita dan data diri singkat, kuliah dan posisi di PPI.




(pin/ddn)

Hide Ads