Bali menjadi destinasi favorit bagi turis domestik maupun mancanegara. Saat ini, sektor pariwisata sedang merencanakan bagaimana mengembalikan Bali seperti semula.
Pariwisata Bali mengalami penurunan drastis bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Padahal, pada Januari 2020 kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sempat menjanjikan.
"2020 Januari wisman kita luar biasa, ada 525.000 kira-kira, lebih ya dibandingkan dengan Januari 2019, tahun lalu masih di bawah 500-an, kita sudah cukup naik," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho dalam Webinar bertema, Pariwisata Bali : Bersiap Menghadapi New Normal akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Siasat Bali Hadapi New Normal Usai Corona |
Target wisatawan pun meningkat. Sehingga, 2020 dianggap menjadi tahun booming-nya pariwisata Bali. Tapi, semua berubah ketika virus Corona masuk ke Indonesia.
"Kita bersemangat 2020 adalah booming-nya pariwisata di Bali dari 6,2 jt yg 2019 kita bisa menargetkan 7 jutaan, jadi karena COVID masuk, maka kita langsung turun," Trisno menjelaskan.
Namun, menurut Trisno, kini keadaan Bali sudah semakin baik. Pihak-pihak terkait yang mencegah COVID-19 semakin mewabah telah melakukan tugas dengan baik dan benar.
"Pikiran saya, kalau mungkin tadi banyak sekali viral di WA ini bahwa Indonesia belum siap dan sebagainya, namun demikian Bali berbeda dengan yang lain. Kalau dengan sangat bagus pak Gubernur dengan tim satgas sudah sangat mengendalikan, tinggal menjaga yang sehat dan menambah yang sehat sehingga flat dan turun. itu salah satu kelebihan Bali," kata Trisno.
Mengenai Travel Bubble yang telah dilakukan oleh Australia dan Selandia Baru, bisa menjadi inspirasi bagi Bali juga melakukan hal sama. Kedua negara yang saling percaya satu sama lain ini bisa memajukan sektor pariwisata.
"Bagaimana antar negara sehat menurut dia (kedua negara) Australia dan New Zealand mereka melakukan komunikasi dia udah aman masyarakat di sana dan tidak ada virus dua duanya hanya sedikit, mereka bisa bertukar wisman," ujar Trisno.
Jika Indonesia terlalu luas dan kemungkinan akan membutuhkan waktu lama untuk pulih maka travel bubble antara Bali dan Australia bisa menjadi strategi pemulihan pariwisata. Tentunya dengan berbagai protokol kesehatan yang diterapkan
"Bali bisa memungkinkan, tidak harus Indonesia dan Bali, tapi Australia dan Bali, itu baru pikiran saya. Kalau menunggu Indonesia terlalu banyak pasti orang bermacam macam, masing-masing provinsi," tambah Trisno.
Menurut Trisno, Bali bisa menjadi contoh pariwisata yang lebih siap menyambut wisatawan. Namun tentu dengan langkah yang hati-hati
"Kita tetap sepakat, kita hidup berdampingan dengan COVID-19 ini dan kita bisa dan Bali menurut saya salah satu yang bisa siap di Indonesia dibandingkan dengan tempat-tempat lain," kata Trisno.
(elk/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!