Sudah tiga balon udara mendarat di kawasan lereng Gunung Merapi di Klaten, termasuk desa di kawasan puncak. Namun belum ada balon masuk ke kawasan Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM).
"Sampai saat ini belum ada yang jatuh di kawasan TNGM. Belum ada," ungkap Kepala Resort Polisi Hutan BTNGM Kecamatan Kemalang, Klaten, Siswanto pada detikcom, Selasa (26/5/2020) sore.
Selain di Klaten, lanjut Siswanto, di wilayah TNGM kabupaten lain juga belum ada informasi temuan. Namun patroli terus dilakukan. "Kita melakukan pemantauan per wilayah masing-masing. Itu sebagai antisipasi," sambung Siswanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kejadian balon sampai ke lereng Gunung Merapi, imbuh Siswanto, dirinya berharap tidak ada yang masuk wilayah taman. Sebab, jika ada, apinya berpotensi menyebabkan kebakaran.
"Semoga tidak jatuh ke kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merapi maupun ke pemukiman penduduk. Sebab bisa berbahaya jika ada apinya," ungkap Siswanto.
Sejauh ini, tambah Siswanto, lingkungan Taman Nasional Gunung Merapi masih basah. Terutama padang rumputnya.
Baca juga: Berburu Sunrise di Punthuk Setumbu |
"Rumput masih basah saat ini. Namun harus tetap diwaspadai dan kita akan koordinasikan dengan relawan di wilayah," pungkas Siswanto.
Kaur Perencanaan Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Jainu mengatakan dari hasil pengecekan, balon yang mendarat di wilayahnya hanya satu. "Balon jatuh menimpa pohon nangka milik warga. Pohon berada di kebun milik Sudi Wiyono di Dusun Bendorejo," ungkap Jainu.
Kadus 2 Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Sahono mengatakan di desanya telah turun balon berukuran cukup besar. Panjangnya mencapai 8 meter.
"Panjangnya 8 meter. Dulu pernah juga kejatuhan tapi di pekarangan sehingga tidak berbahaya dan tahun ini ada lagi," ujar Sahono.
Balon tersebut, tambah Sahono jelas berbahaya jika apinya masih ada. Balon akan berbahaya bila jatuh di rumah atau hutan. "Ini sangat berbahaya. Mestinya diusut pembuatannya agar tidak terulang," pungkas Sahono.
Menurut Kapolsek Kemalang, AKP Edy Prasetya balon di Desa Tlogowatu sudah diamankan. Panjangnya 6 meter lebih.
"Ukurannya cukup besar 6 meter lebih panjangnya. Dari luar wilayah dugaan kami," tutur Edy pada detikcom.
Sebelumnya balon udara jatuh di Desa Kanoman, Kecamatan Karangnongko pada Senin (25/5). Selain di Kecamatan Karangnongko, balon udara juga ditemukan jatuh di Dusun Remeng Lor, Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang dan Dusun Bendorejo, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang pada Selasa (26/5).
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!