Catat! Protokol New Normal Buat Pengunjung Candi Borobudur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Catat! Protokol New Normal Buat Pengunjung Candi Borobudur

Eko Susanto - detikTravel
Kamis, 11 Jun 2020 09:50 WIB
New Normal di Candi Borobudur.
Simulasi New Normal di Candi Borobudur (Eko Susanto/detikcom)
Magelang -

Pihak pengelola Candi Borobudur tengah melakukan simulasi untuk menyambut New Normal. Traveler yang mau berkunjung nanti perlu tahu.

PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), melakukan simulasi penerapan standar New Normal di kawasan Taman Wisata Candi. Untuk itu, pengunjung di kawasan candi nantinya ada persyaratan-persyaratan dan menerapkan protokol kesehatan.

Simulasi penerapan standar New Normal itu pun dilangsungkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Dalam simulasi tersebut, TWC mengundang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Magelang Zaenal Arifin dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam simulasi yang diikuti awak media dipimpin langsung Direktur Utama TWC Edy Setijono. Simulasi ini dimulai dari awal, sejak mobil pengunjung tiba di parkiran, kemudian pengunjung turun di tanda warna kuning bertuliskan drop-off.

New Normal di Candi Borobudur.New Normal dimulai dari awal di titik kedatangan (Eko Susanto/detikcom)

Setelah turun, nantinya pengunjung diberitahu guide untuk tetap jaga jarak, tidak boleh membawa makanan dari luar dan bermasker. Kemudian, pengunjung memasuki area cuci tangan, terus memasuki bilik desinfektan terus berjalan menuju lokasi loket.

ADVERTISEMENT

"Di ruangan ini (bilik), pengunjung diminta berputar-putar," kata Direktur Utama PT TWC Edy Setijono di sela-sela menerangkan saat simulasi di Candi Borobudur, Rabu (10/6/2020).

Sebelum sampai lokasi membeli tiket, nantinya pengunjung akan dicek suhu tubuhnya. Bagi pengunjung yang suhunya dibawah 37,5 diberi tempelan stiker warna hijau, kemudian pengunjung di atas 37,5 sampai 37,8 diberi tempelan stiker warna kuning. Untuk pengunjung suhunya di atas 37,8 keatas diberi tanya merah, terus disuruh masuk melalui pintu tersendiri.

New Normal di Candi Borobudur.Pengunjung wajib melewati bilik desinfektan (Eko Susanto/detikcom)

Edy menyarankan kepada pengunjung yang membeli tiket, sebaiknya dengan e-money. Jika pengunjung tidak memiliki e-money, pengunjung tetap bisa membayar dengan tunai. Uang tidak langsung diserahkan kepada petugas, melainkan uang ditaruh di nampan kecil. Setelah itu, pengunjung mendapatkan tiket dan diminta untuk cuci tangan dengan hand sanitizer yang tersedia.

Memasuki pintu masuk di tiket pun diatur dengan jarak dan ada tanda-tanda tersendiri. Kemudian di seluruh area Candi Borobudur termasuk membeli tiket naik tayo maupun tempat duduk ada tandanya.

Sedangkan pengunjung yang jalan, nantinya di jalur pengunjung akan menemukan tulisan berhenti. Hal ini untuk menjaga jarak dengan rombongan di depannya. Kemudian untuk naik di Candi Borobudur, nantinya setiap kali naik maksimal 70 orang dengan disertai guide.

"Pada prinsipnya operasional Candi Borobudur dan itu nanti sama di Candi Prambanan, itu harus sesuai dengan protokol COVID-19 untuk ruang publik. Yang paling utama, satu harus menggunakan masker, harus jaga jarak. Untuk menggunakan jarak ini, kita atur dengan tata kelola dengan protokol. Mulai masuk dari kawasan, proses pembelian tiket, masuk di taman dan berhenti disini untuk secara bertahap nanti diatur untuk masuk ke areal candi," kata Edy.

New Normal di Candi Borobudur.Pengukuran suhu (Eko Susanto/detikcom)

Hal ini, kata dia, diatur sedemikian rupa supaya tidak terjadi kerumunan. Nantinya semuanya untuk disiplin agar operasional kunjungan wisatawan berdampak tidak baik.

"Kita akan menegakkan betul disiplinnya itu kepada para pengunjung. Kita minta mentaati semua protokol yang ada. Ya bagaimana interval, ditaati supaya pengunjung tidak bergerombol. Beberapa marka sudah kita siapkan di samping untuk physical distancing, juga untuk social distancing-nya dengan cara interval," ujarnya.

Untuk batasan pengunjung, kata Edy, dari gugus tugas diharapkan melakukan pembatasan misalnya 50 persen sesuai dengan jumlah kapasitas yang ada. Nantinya dalam tahapan tersebut, nantinya tidak dimulai dari 50 persen, justru akan dimulai dari 20 persen.

"Kita akan batasi betul pengunjungnya mulai dari 20 persen, nanti dievaluasi satu minggu lagi, mungkin naik lagi 30 persen sampai seterusnya. Kalau sekiranya sudah kondisi sudah kondusif maka akan kita buka seperti biasa," kata Edy.

Menyinggung soal zona 1 (naik candi) belum dibuka, katanya, wisatawan diharapkan bisa menikmati Candi Borobudur dari taman dan bawah. Nantinya pengunjung akan diedukasi proses belajar tentang candi tidak serta merta harus memegang candi juga.

"Kita akan siapkan guide yang bisa untuk menjelaskan. Jadi proses edukasi tetap bisa tersampaikan dengan baik," ujarnya.

Menyinggung soal target dibukanya kembali Candi Borobudur, kata Edy, untuk membuka operasional kembali, TWC harus mendapatkan izin dari Gugus Tugas Provinsi dan Kabupaten. Untuk itu, pihaknya menunggu dari Gugus Tugas memberikan izin operasi tersebut guna dibuka kembali.

"Untuk membuka operasi, kita harus mendapatkan izin dari gugus tugas provinsi dan kabupaten tentunya. Kita menunggu, gugus tugas memberikan izin operasi untuk dibuka kembali. Tetapi untuk menuju kesana, kita harus melakukan simulasi. Nah, hari ini kita melakukan simulasi, kita mengundang Pak Gubernur sebagai Ketua Gugus Tugas Provinsi, kita undang Pak Bupati Magelang sebagai Ketua Gugus Tugas Kabupaten untuk mengevaluasi. Jadi ini, adalah tahapan simulasi untuk mengevaluasi dan beliau sudah memberikan beberapa masukan, nanti setelah ini kita akan lakukan simulasi lagi. Simulasi harus dilakukan beberapa kali, tidak boleh cuman sekali. Kami berencana akan melakukan nanti empat kali," tutup Edy.




(rdy/ddn)

Hide Ads