Geliat kehidupan malam Tokyo mulai kembali usai pemerintah memutuskan melonggarkan pembatasan sosial di kota tersebut. Meskipun begitu, pemerintah meminta seluruh pegawai hiburan malam melakukan tes Corona secara reguler.
Aturan tersebut disampaikan Gubernur Tokyo Yuriko Koike beberapa hari lalu. Langkah ini diambil untuk menangkal penyebaran COVID-19 di area Tokyo, khususnya distrik Kabukicho, Shinjuku yang terkenal akan ingar bingar kehidupan malamnya.
"Kami ingin memastikan orang-orang tidak tertular atau menularkan virus di distrik hiburan malam," kata Koike sebagaimana diwartakan Japan Times.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Tokyo melakukan relaksasi pembatasan sosial dan ekonomi bulan lalu, sejumlah kasus COVID-19 kembali muncul dan dikaitkan dengan aktivitas di host club, yaitu tempat perempuan minum alkohol dan membayar pria muda untuk menghiburnya. Selain itu kasus Corona juga dikaitkan dengan aktivitas di sejumlah bar di Tokyo.
Di Tokyo sendiri, Koike mengatakan, telah ditemukan 14 kasus COVID-19 baru dimana 6 di antaranya merupakan orang-orang dari distrik hiburan malam. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah berencana untuk membuat daftar periksa dan mendistribusikan stiker imbauan ke toko-toko sebagai tindakan pencegahan.
Di sisi lain, jumlah kasus COVID-19 turun secara nasional. Pada Minggu, tidak ada laporan kematian yang disebabkan virus itu untuk pertama kalinya sejak 6 Maret 2020. Sementara itu jumlah infeksi telah mencapai 17.864 orang, bertambah 38 orang dari hari sebelumnya.
Jepang memang telah mencabut status darurat COVID-19 sejak 25 Maret 2020. Saat itu Tokyo sudah membuka museum, sekolah, dan fasilitas olahraga. Kemudian mulai 1 Juni 2020 Tokyo membuka bioskop, gym, dan tempat kursus. Setelah itu, barulah bar dan tempat karaoke dibuka.
Sebenarnya, tempat seperti kelab malam dan sejenisnya ini tidak diatur secara tegas apakah sudah boleh buka atau belum. Karena tidak diwajibkan buka atau tutup, pemilk kelab memutuskan untuk buka untuk menghindari kerugian yang makin besar.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan