Kasus Corona Melonjak, Masjid Terbesar New Delhi Ditutup Lagi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kasus Corona Melonjak, Masjid Terbesar New Delhi Ditutup Lagi

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Minggu, 14 Jun 2020 15:16 WIB
Masjid Jama yang berada di kawasan India, terkenal sebagai masjid terbesar di negara itu. Masjid yang biasanya ramai pengunjung itu kini sepi imbas wabah Corona
Masjid Jama (AP Photo/Manish Swarup)
Jakarta -

Setelah dibuka pada hari Senin lalu, Masjid Utama di New Delhi ditutup kembali tiga hari kemudian. Hal ini karena virus Corona yang semakin meningkat.

Dikutip dari Arab News oleh detikcom, Minggu (14/6/2020), Masjid Jama yang dibangun pada abad ke 17 di New Delhi, India dibuka kembali pada hari Senin (8/6) saat pemerintah melonggarkan larangan pertemuan keagamaan. Namun, pihak berwenang memperingatkan bahwa infeksi virus Corona bisa melonjak dalam beberapa minggu ke depan.

Untuk menjaga jemaah agar tak terpapar virus Corona, pengelola memutuskan untuk kembali menutup masjid pada Jumat (12/6). Menurut Ketua Ulama, Syed Ahmed Bukhari, ibadah publik (di masjid Jama) akan dihentikan dari Jumat hingga 30 Juni mendatang, mengingat situasi yang juga semakin memburuk di New Delhi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga Jumat, kasus Corona di India telah mencapai 297 ribu dengan 147 ribu pasien sembuh dan 8.498 orang meninggal dunia. Sedangkan di New Delhi sendiri, kasus Corona mencapai 34.687, 12.731 sembuh dan 1.085 orang meninggal dunia.

"Virus Corona menyebar secara eksponensial di Delhi," kata Bukhari dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENT

"Apa gunanya mengunjungi masjid saat penyebaran virus Corona memuncak di Delhi?" tambahnya.

Pada Senin lalu, India melonggarkan penguncian untuk mengurangi dampak buruk dari ekonomi selama pandemi Corona. Namun tak dipungkiri, virus masih berkobar di negara dengan populasi terpadat di dunia ini

Pemerintah setempat memperingatkan, bahwa kota itu bisa memiliki 550.000 kasus pada akhir Juli 2020. Jumlah yang sangat banyak bisa menyebabkan tenaga medis tak dapat menangani pasien.




(elk/ddn)

Hide Ads