Curhatan Agent Travel di Tengah Pandemi Corona

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Curhatan Agent Travel di Tengah Pandemi Corona

Syanti Mustika - detikTravel
Sabtu, 20 Jun 2020 10:10 WIB
traveler
Foto: (Thinkstock)
Jakarta - Pariwisata salah satu sektor yang tumbang karena pandemi Corona. Para travel agent konvensional pun mencurahkan keluh kesahnya.

Dalam konferensi pers via Zoom dengan tema 'Tantangan Kompleksitas Pengembalian Dana Industri Travel di Tengah Pandemi COVID-19', Rabu (17/6/2020) Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) menceritakan bagaimana kondisi mereka dalam menghadapi pandemi Corona,.

"Kita travel agent mati suri istilahnya. Kita tidak memakai produk sendiri dan kita menjual produk pihak lain seperti tiket pesawat, hotel, transportasi yang nantinya kita ramu semuanya dalam bentuk paket tur, termasuk local guidenya. Dan inilah barang yang kita hadirkan ke konsumen," ujarnya.

"Dalam masa Corona ini, semua negara tutup border hingga kita tidak bisa bergerak sama sekali. Juga banyak larangan dan himbauan perjalanan pemerintah lokal dan internasional yang menganjurkan untuk di rumah saja. Kondisi ini membuat kami travel agent kesulitan karena tidak bisa menjual produk yang kami punya," ungkap Pauline Suharni, Sekretaris Jenderal Astindo.

Selain tidak bisa menjual produk, travel agent pun juga menghadapi permasalahan pembatalan perjalanan dari konsumen. Serta penjualan tiket menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya.



"Dibandingkan tahun lalu, penjualan tiket internasional kita di awal tahun mencapai Rp 11 triliun. Namun sekarang hanya Rp 4 triliun dan ini penurunan sangat drastis. Juga banyak konsumen melakukan pembatalan secara dadakan alias tidak jauh-jauh hari," tambah Pauline.

"Pembatalan ini terjadi juga karena karena kondisi dari berbagai negara yang terus berubah-ubah. Di saat kita menunggu-nunggu, ternyata pandemi di negara tersebut belum juga berakhir. Hingga akhirnya terpaksa konsumen melakukan pembatalan," ujarnya.

"Intinya sekarang karena negara-negara menutup bordernya untuk wisatawan membuat kita tidak punya barang dagangan. Dan ini menjadi permasalahan dalam mengembalikan uang konsumen dalam bentuk cash karena tidak ada perputaran uang," tambahnya.

Baca juga: Travel Agent Menjerit, Duit Nyangkut di Maskapai

Pauline pun mengakui bahwa banyak konsumen yang mengelukan lamanya proses pengembalian uang mereka. Bersama rekan-rekannya dia berusaha tetap meyakinkan konsumen bahwa uangnya pasti kembali.

"Cara kita menghadapi konsumen saat ini adalah dengan tetap meyakinkan mereka bahwa kita masih bisa diakses dan kita selalu memberikan informasi. Bahkan mau tidak mau kadang kita harus membuka informasi 'khusus' yang diberikan maskapai kami supaya konsumen yakin bahwa kami tidak menyembunyikan uang mereka. Dan juga kami tetap mengedukasi dan memberikan kabar kepada pelanggan sejauh apa perkembangan refundnya," tutup Pauline.


(sym/ddn)

Hide Ads