PT Angkasa Pura II akan menerapkan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) untuk meningkatkan kinerja bandara. Seperti apa A-CDM itu?
Dari rilis yang diterima detikcom, Sabtu (20/6/2020) AP II tengah menyiapkan konsep berbasis teknologi yaitu Airport Collaborative Decision Making (A-CDM). Di tahap awal A-CDM akan diimplementasikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
A-CDM itu diharapkan bakal menciptakan kolaborasi lebih erat antara operator bandara (PT Angkasa Pura II), penyedia jasa navigasi penerbangan (AirNav Indonesia), maskapai, penyedia jasa ground handling, dan stakeholder lainnya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam operasional penerbangan.
"PT Angkasa Pura II mengajak seluruh stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta untuk mengimplementasikan A-CDM di tengah pandemi virus Corona ini agar efektivitas dan efisiensi dapat meningkat," kata President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.
"Itu sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir agar BUMN secara proaktif melakukan adaptasi digital dalam proses bisnisnya sehingga terjadi efektivitas dan efisiensi operasional di tengah pandemi COVID-19 ini. Kami ingin kolaborasi di antara stakeholder dapat ditingkatkan ke level lebih tinggi dari yang ada sekarang," dia menambahkan.
A-CDM belum pernah diimplementasikan di Indonesia, dan Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi bandara pertama yang menerapkan konsep tersebut.
![]() |
Adapun sebagai bagian dari implementasi A-CDM, stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta akan terhubung di satu platform digital yang memuat berbagai data terkait operasional bandara dan penerbangan yang disediakan oleh stakeholder.
Sebagai contoh, PT Angkasa Pura II, sebagai operator Soekarno-Hatta, menyediakan informasi penerbangan secara real time, rencana lokasi parkir bagi pesawat, dan gate keberangkatan penumpang secara real time, dan status koordinasi di dalam proses A-CDM itu sendiri.
"Operator bandara akan berperan seperti ketua komite di dalam A-CDM ini sehingga juga mengawasi jalannya koordinasi di dalam A-CDM," ujar Awaluddin.
Sementara itu, maskapai menyediakan rencana penerbangan secara real time termasuk jenis pesawat dan jumlah penumpang. Maskapai juga menyediakan informasi mengenai target waktu pesawat siap beranjak dari tempat parkir (Target Off-Block Time/TOBT) untuk diberangkatkan.
Sementara itu, penyedia jasa navigasi penerbangan, AirNav Indonesia, bertugas menyediakan informasi mengenai runway yang sedang digunakan, rencana penggunaan runway, kapasitas runway, dan informasi lainnya terkait lalu lintas penerbangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contohnya, kolaborasi yang lebih baik dan cepat dalam menjaga konsistensi ketepatan waktu penerbangan [on-time performance/OTP], di mana operator bandara menyiapkan parking stand yang sesuai dengan profil penumpang dan pesawat, AirNav Indonesia menyiapkan slot time dan penggunaan runway, dan maskapai serta ground handling menjalani prosedur sesuai waktu," dia menjelaskan.
"Target pesawat siap beranjak dari tempat parkir [Target Off-Block Time/TOBT] dapat dipenuhi, untuk kemudian pesawat menuju taxiway dan runway, lalu take off. Keseluruhan proses tersebut dapat dilakukan dengan persiapan yang lebih matang, lebih cepat dan konsisten melalui A-CDM," ujar Awaluddin membeberkan.
Di samping itu, persiapan di dalam terminal bandara juga dapat dilakukan lebih awal dengan sistem itu. Misalnya, menentukan gate keberangkatan atau kedatangan sesuai dengan profil penumpang, menentukan jumlah personel aviation security yang harus melakukan pengawasan, menentukan letak conveyor belt agar penumpang tidak menunggu lama ketika mengambil bagasi, hingga menentukan check-in counter.
"Intinya dari penumpang mendarat sampai keluar terminal bisa disiapkan sebelum-sebelumnya, dan sebaliknya bisa menjaga kelancaran flow saat penumpang sampai di bandara hingga terbang," ungkap Muhammad Awaluddin.
AOCC dan ATFM
Di dalam melakukan implementasi A-CDM, Bandara Soekarno-Hatta telah melakukan persiapan sejak lama di antaranya dengan mendirikan gedung Airport Operation Control Center (AOCC) yang dilengkapi sejumlah peralatan teknologi terkini. Sementara itu, AirNav Indonesia telah mengembangkan sistem Air Traffic Flow Management (ATFM).
Direktur Utama AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno mendukung penuh implementasi A-CDM di Soekarno-Hatta.
"AirNav Indonesia mendukung penuh implementasi A-CDM di Bandara Soekarno-Hatta untuk lebih menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam penerbangan," ujar Pramintohadi.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!