Memasuki masa transisi, tak sedikit pengelola wisata yang mulai kembali beroperasi. Beberapa yang masih bertahan pun menyuarakan eksistensinya.
Pandemi COVID-19 banyak menutup paksa tempat wisata. Ada yang kalah, tak sedikit juga yang masih bertahan dan berjuang untuk kembali beroperasi di masa New Normal. Salah satunya adalah tempat wisata Omah Kecebong di Sleman, Yogyakarta.
Hadir sebagai salah satu pembicara dalam webinar 'Voxpp Shout! Bertajuk Mulai Liburan lagi ke Mana & Gimana Enaknya' yang diikuti detikcom, Jumat (26/6/2020), perwakilan Omah Kecebong, Hasan Prayogo, bercerita seputar perjuangannya untuk bertahan dan kembali bangkit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini kita gak ada target untuk mendatangkan pengunjung yang banyak, tapi kami ingin menunjukkan pada orang bahwa Omah Kecebong itu masih ada. Karena sekarang banyak objek wisata yang mati suri," tutur Hasan.
Hasan pun berbagi soal wisata di kawasan Jawa Tengah dan Yogyakarta yang mulai kembali berdenyut.
"Untuk tempat wisata Borobudur mulai buka. Tanggl 14 (Juni) kami buka dengan pelayanan terbatas. Sekitar 3,5 hektar lahan dan tempat kami terpisah-pisah. Kami bisa melayani maksimal 100 orang dalam 1 periode," ujar Hasan.
Terkait operasional di masa sulit, Hasan mengaku harus membagi jumlah karyawannya ke dalam sistem shift. Semua demi operasional tempat wisata.
"Karyawan kita gilir, ada karyawan 40. Sebagian masuk sebagian libur, bergiliran. Mulai dengan sistem casual, kita kalau ada tamu kita panggil dan kita masih bertahan hingga saat ini," cerita Hasan.
Lebih lanjut, pihak Omah Kecebong juga menawarkan paket spesial untuk menarik tamu. Selain populer sebagai tempat makan, Omah Kecebong juga jadi tempat yang sarat budaya Jawa.
"Kita punya paket spesial, juga melayani keluarga yang jenuh. Bulan kedua ada pengunjung yang sifatnya privat, keluarga. Dia cuma pingin makan berbusana jawa dan berlatih jemparingan (panahan) secara khusus," tutur Hasan.
Agar lebih aman, kini protokol New Normal juga telah diterapkan di Omah Kecebong. Hanya diakui Hasan, tak sedikit pengunjung yang dibuat risih.
"Tamu kita batasi. Sampai ada yang risih masuk kita thermo, cuci tangan dulu dan lain-lain," tutup Hasan.
Hanya disadari, protokol kesehatan adalah apa yang memberi dan menjamin rasa aman ketika seseorang datang berkunjung ke tempat wisata. Semoga hal serupa juga diterapkan oleh banyak pelaku wisata lain di Indonesia.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia