Wabah virus Corona memberi dampak negatif yang luar biasa di sektor pariwisata Indonesia. Sudah dua bulan wisatawan 'menghilang' dari tempat wisata Sumatera Selatan.
Tercatat mulai bulan April hingga Mei tidak ada satupun wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Sumatera Selatan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan, Aufa Sahrial, menyebut secara bertahap sektor pariwisata sudah mulai bangkit. Bahkan di beberapa lokasi industri pariwisata kini beroperasi kembali. "Jujur harus saya akui, karena COVID-19 ini pariwisata merupakan industri yang paling terpuruk. Terutama sejak adanya larangan pendatang dari dalam dan luar negeri," kata Aufa kepada wartawan, Kamis (2/7/2020).
Untuk membangkitkan industri pariwisata, Aufa telah melakukan monitoring dengan Dinas Pariwisata Kota dan PHRI Sumatera Selatan. Salah satunya memberikan izin operasional dan harus mematuhi protokol kesehatan.
"Semuanya sudah siap dengan ketentuan yang berlaku. Sesuai protokol kesehatan dan sesuai kemampuan masing-masing," Aufa menambahkan.
Monitoring protokol kesehatan, diakui Aufa, merupakan bentuk meyakinkan wisatawan lokal dan mancanegara. Sehingga seluruh sektor pariwisata dapat bangkit kembali di tengah pandemi COVID-19.
Terpisah, Kepala BPS Sumatera Selatan, Endang Tri mengatakan sejak COVID-19 okupansi hotel bulan Mei 18,94 persen. Angka ini turun 0,49 dibandingkan pada April yang masih 19,43 persen.
"Rata-rata lama menginap tamu asing 2,59 hari dan 1,73 hari rata-rata lama menginap tamu domestik. Lama menginap tamu yang paling lama ada di hotel bintang satu yaitu 4,33 hari," kata Endang.
Berdasarkan catatan itu angka menginap singkat ada di hotel bintang dua Sumatera Selatan, yakni di angka 1,22 hari. Penurunan ini semuanya mulai terjadi sejak COVID-19 mewabah di seluruh dunia.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol