Pandemi Corona membuat orang mengubah gaya hidup demi terhindar dari virus, tetap bisa berkegiatan dan mematuhi protokol kesehatan. Caranya adalah dengan bersepeda atau berjalan kaki.
Baca juga: 7 Tempat Wisata di Rote yang Aduhai! |
Diberitakan Travel + Leasure, New York City pun menyadari perubahan prilaku warganya karena virus Corona. Serta penumpang di kereta bawah tanah turun sekitar 80 persen dari tahun ke tahun. Orang-orang sekarang banyak memilih untuk berjalan atau bersepeda untuk bepergian agar tetap menjaga jarak dari orang lain.
"Selama bertahun-tahun kita telah melihat peningkatan besar dalam bersepeda, dalam berjalan. Khususnya generasi milenial. Mereka senang menggabungkan aktivitas fisik dalam perjalanan mereka. Sungguh ini masuk akal sebelum COVID-19, masuk akal untuk bergerak maju di masa depan," ungkap konsultan transit dan mantan komisaris lalu lintas Kota New York Samuel Schwartz mengatakan kepada Time Out.
Untuk mewujudkan rencana ini, Schwartz dan sekelompok insinyur telah mengusulkan jembatan khusus pejalan kaki dan pengendara motor bernama Queens Ribbon. Seperti yang dilaporkan Time Out, jembatan itu hanya selebar 20 kaki dan tentu saja tidak bisa dilewati mobil.
Baca juga: 7 Pedestrian Terkeren di Dunia |
Adapun rintangan yang akan dihadapi dalam membangun jembatan ini, selain perizinan juga dana yang besar. Adapun dana yang dibutuhkan untuk membangun jembatan ini sebesar USD 100 juta. Namun Schwartz tetap optimis dengan rencana ini.
"COVID-19 telah menarik perhatian luar biasa untuk berjalan dan bersepeda sebagai moda transportasi yang semakin aman. Kami tahu akan ada epidemi, superstorms, blackout, dan pemogokan transit di masa depan. Tapi mungkin lain kali, kita akan lebih siap berkat proyek seperti ini," kata Schwartz.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum