Dalam webinar via Zoom dengan tajuk 'Government Round Table - COVID19: New, Next, Post - Strategi dan Program Clean, Health and Safety (CHS) Destinasi Pariwisata Pasca Pandemik' Kemenparekraft yang diwakili oleh Frans Teguh, Staf Ahli Bidang Pengembangan Berkelanjutan dan Konservasi mengungkapkan sikap yang telah diambil Kemenparekraf menyiapkan diri di New Normal.
"Kami telah menyusun protokol dan pedoman teknis untuk semua pihak yang terlibat dalam pariwisata, mulai dari pengelola wisata, pemandu, tamu, kelompok masyarakat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa. Ini demi membangun kepercayaan wisatawan untuk merasa aman berwisata di era new normal," ungkapnya Frans.
Frans mengakui sebelum adanya pandemi virus Corona, faktor CHS (Clean, Health and Safety) di bidang pariwisata di Indonesia rendah dibandingkan negara lain. Namun semenjak adanya pandemi, mau tidak mau hal ini harus menjadi perhatian yang serius. "Sebelumnya aspek CHS masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Karena pandemi mau tak mau, kita harus memastikan betul-betul bahwa destinasi bersih, aman, sehat dan memperhatikan aspek lingkungan," tambahnya.
Frans menambahkan bahwa tidak hanya faktor kebersihan, kesehatan dan keamanan saja yang mesti diperhatikan di masa pandemi. Namun ramah lingkungan juga perlu diperhatikan demi kelanjutan pariwisata nantinya.
"Di masa New Normal atau Next Normal di pariwisata ada satu hal lagi yang kita tambahkan yaitu environment, faktor ramah lingkungan. Kita perlu membangun keseimbangan baru untuk menghindari gelombang pandemi kedua dan menimbulkan rasa aman untuk wisatawan berlibur di new normal. Inilah tantangan ke depannya yang akan kita lewati bersama," jelas Frans.
Adapun langkah dalam penerapan CHSE dalam pariwisata yaitu membuat video edukasi dan handbook yang ditunjukkan kepada pelaku usaha pariwisata. Selanjutnya simulasi penerapan CHS, sosialisasi dan publikasi kepada masyarakat baik domestik maupun internasional. Dan tahap akhir yaitu uji coba kepada destinasi yang diyakini siap menerima wisatawan di New Normal.
Langkah lain yang juga disiapkan oleh Kemenparekraf yaitu mendorong membangun keseimbangan penyediaan dan permintaan. Serta mereka telah menyiapkan promosi pariwisata untuk menarik kembali wisatawan. "Kita harus menata faktor yang berhubungan dengan permintaan dan penyediaan hingga menjadi patokan dalam menuju pariwisata next normal. Kita juga perlu menghadirkan champion baru dalam bidang pariwisata yang benar-benar dikelola oleh SDM yang profesional. Selanjutnya kita juga harus fokus berkoordinasi untuk 5 Destinasi Super Prioritas dan destinasi unggulan yang didorong dengan produk dan event, serta komunikasi yang kuat dengan publik," ujarnya.
Frans juga menambahkan bahwa ke depannya ekonomi digital akan menjadi perhatian khusus Kemenparekraf dalam pariwisata. "Sistem ekonomi digital akan jadi perhatian serius nantinya. Kita perlu mendapatkan kepercayaan dan minat, serta daya tarik yang bisa kita kapitalisasi dengan seluruh produk wisata yang kita punya. Hal ini dilakukan hingga benar-benar pergerakan manusia global di New Normal bisa menjadi bagian pembangunan pariwisata," tutupnya.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan