Wisata Jakarta Mulai Dibuka, Euforia Masyarakat Belum Terlihat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata Jakarta Mulai Dibuka, Euforia Masyarakat Belum Terlihat

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Selasa, 07 Jul 2020 18:01 WIB
Pantai di kawasan Ancol kembali ramai dikunjungi warga. Tak hanya sekadar berolahraga, ada pula warga yang datang untuk melihat matahari terbenam di pantai.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta mulai dilonggarkan pada awal Juni, tempat-tempat wisata kembali dibuka. Namun, kedatangan wisatawan di Jakarta masih relatif sedikit.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia memaparkan alasan melakukan pelonggaran PSBB di awal April yang memungkinkan turis untuk kembali berwisata. Saat mulai PSBB pada 14 Maret, pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penutupan sekolah hingga tempat wisata.

"Kita lihat angka reproduction rate mencapai hampir 4 artinya 1 orang berpotensi menularkan kepada 4 orang dan kita melakukan PSBB atau di tempat lain lockdown," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia, Senin (6/7/2020) dalam Webinar Strategi dan Program Clean, Health and Safety (CHS) Destinasi Pariwisata Pasca Pandemik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita lakukan mulai bertahap, setiap harinya kita evaluasi, sampai akhirnya akhir Mei kita evaluasi angka Rt (reproduction rate) kita itu sudah di bawah 1, saat itulah kami Pemda DKI mulai melonggarkan, artinya tempat-tempat boleh beroperasi tapi dengan kapasitas terbatas tentunya dg protokol yang ditentukan dan kami susun bersama asosiasi terkait," tambah Cucu.

Pada minggu pertama dan kedua masa transisi PSBB, ditemukan hanya sedikit masyarakat yang mulai berdatangan ke kawasan wisata. Sesuai dengan protokol kesehatan yang diterapkan, pembukaan kawasan wisata tidak diizinkan untuk menerima pengunjung 100 %. Pada kenyataannya ketika kapasitas sudah dikurangi, jumlah pengunjung masih di bawah 50%.

ADVERTISEMENT

"Ketika beberapa tempat wisata seperti mall dibuka , antusias masyarakat tidak euforia, seperti Ragunan kalo normal 20.00-30.000, yang datang di bawah 1000. Begitu pula Ancol, mereka membuka kapasitas untuk 20.000 orang itu artinya 30%, orang yang datang hanya 5.000 orang," ujarnya.

Begitu pula dengan mall-mall yang sudah kembali dibuka di Jakarta. Area publik ini bisa menerima pengunjung hingga 50%, tapi pada kenyataannya pengunjung yang datang hanya 30-40%.

Padahal, selama masa PSBB sejak 14 Maret, industri pariwisata sudah sangat terpuruk karena tak adanya pemasukan. Jumlah hotel yang terdampak akibat virus Corona di Jakarta mencapai 637, restoran 6.169 dan tempat hiburan 1.503, sehingga totalnya mencapai 8.309.

"Selama pandemi covid 19, hampir seluruh industri pariwisata mengalami penurunan yang signifikan, untuk retail dan lifestyle, itu sampai 40-70% penurunan, untuk hotel bahkan sampai 95% penurunan, food and beverages juga demikian. Terus juga untuk entertainment hampir 100% karena belum ada tempat hiburan ya buka lagi di Jakarta," tambah Cucu.

Saat belum semua industri pariwisata dibuka, masa transisi masih diperpanjang. Hal ini dilakukan demi pencegahan penyebaran virus Corona di Jakarta. "Sampai kemarin 4 Juli, evaluasi kami terhadap fase 1 ternyata angka Rt-nya meningkat lagi sedikit. Akhirnya sekarang fase 1 diperpanjang," tambah Cucu.




(elk/ddn)

Hide Ads