Dengan harapan menghidupkan kembalinya industri pariwisata yang telah tutup hampir empat bulan, Dubai memperkuat protokol kesehatan yang perlu dan harus dijalani.
Dilansir dari MalayMail, Rabu (8/7/2020), Bisnis utama bertaruh pada mereka yang sudah tinggal di kota padang pasir tersebut untuk memberi kekuatan pada ekonominya yang terpuruk dan menjadi ujian sebelum para wisatawan asing yang khawatir datang kembali.
"Sambutan hangat untuk rumah keduamu," tulisan pada stiker yang diberikan di Bandara Dubai, dimana para kerja telah menggunakan pakaian pelindung diri dan mesin otomatis menawarkan alat pelindung diri.
Dibuka kembalinya Dubai akibat angka dari kasus COVID-19 di Uni Emirat Arab naik menjadi 52,068 termasuk 324 kematian.
Bagi wisatawan yang datang diharuskan menunjukkan hasil tes negatif yang diambil dalam waktu empat hari penerbangan. Jika tidak, mereka diharuskan mengikuti tes pada saat kedatangan, tetapi harus mengisolasi diri terlebih dahulu sampai mereka menerima hasil semuanya.
Dubai yang merupakan salah satu kota di Uni Emirat Arab (UAE) yang sangat bergantung pada sektor pariwisata. Kota tersebut telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengubah citra dirinya menjadi pusat bisnis dan pariwisata di Timur Tengah.
Musim tinggi dimulai pada Oktober saat musim terik mulai menghilang. Dubai sambut lebih dari 16,7 juta pendatang pada tahun lalu, dan sebelum pandemic melumpuhkan perjalanan global, tujuannya mencapai hingga 20 juta pendatang pada 2020.
"Kami siap menerima turis sembari kami melakukan semua tindakan pencegahan yang diperlukan," kata Direktorat Umum Urusan Kediaman dan Orang Asing Dubai, Talal Al-Shanqiti melalui unggahan video di Twitter pada Minggu.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum