Ornamen bertuliskan Lavaya dicopot dari kawasan Pantai Tengkulung, Bali. Hal ini demi menghindari terjadinya miskomunikasi di tengah masyarakat.
Satpol PP bersama Bendesa Adat Tengkulung mencopot ornamen-ornamen Lavaya di pantai Tengkulung Nusa dua, Bali. Hal ini untuk menghindari adanya miskomunikasi masyarakat yang sebelumnya mengira bahwa itu merupakan private beach.
Pencopotan tulisan Lavaya berlangsung Selasa, (28/7/2020). Pencopotan ornamen yang bertulisan Lavaya juga sebelumnya dimusyawarahkan dengan pihak Lavaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BKO Kuta Selatan bersama DLHK Pemprov Bali, Satpol PP Provinsi Bali, Trantib Kecanatan, Bendesa Adat Tengkulung, Kaling (Kepla Lingkungan) Banjar Tengkulung, dan owner marketing Lavaya bermusyawarah terkait adanya isu atau pengaduan penyerobotan lahan pantai, dari hasil klarifikasi bahwa papan nama Lavaya akan diganti dengan nama pantai Telaga Waja, dan telah disepakati oleh pihak pelapor," kata Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Suryanegara saat dihubungi detikcom, Selasa (28/7/2020).
Surya juga menjelaskan bahwa penguasaan lahan milik publik menjadi private beach hanyalah miss komunikasi. Tulisan yang berada di ornamen sudah dicopot, sebelumnya hanya digunakan sebagai tanda agar property tidak hilang.
"Sudah dicek tadi siang miskomunikasi aja, tidak ada penguasaan milik publik menjadi private beach, karena aneka kelengkapan permainan dibikin oleh Lavaya, makanya supaya tidak hilang (property) diisi tulisan tersebut sekaligus promosi," ungkap Surya.
"Kamis rencana manager perwakilan manager akan menghadap ke kantor Satpol PP, klarifikasi perizinan karena yang bersangkutan masih ada acara di Jakarta," tambah Surya.
Bali saat ini memang tengah berbenah demi menyongsong pariwisata di era new normal. Bali sebelumnya diberitakan akan membuka diri untuk wisatawan domestik pada 31 Juli nanti. Sementara untuk turis asing pada bulan September.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum