Wisata perahu tradisional (rakit) semakin marak di kawasan Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten. Namun wisata yang kian ramai itu membuat masyarakat khawatir dan cemas.
"Saat hari Minggu kemarin ada sekitar enam rakit. Penumpangnya ada 25 orang bahkan ada yang balita," ungkap Riyan, salah seorang pengunjung rawa pada detikcom, Rabu (26/8/2020).
Menurut Riyan, yang mengkhawatirkan dari jumlah penumpang sebanyak itu dirinya tidak melihat ada tim SAR di lokasi. Bahkan ban dan jaket pelampung tidak ada. "Tidak ada SAR, ban atau baju pelampung untuk penumpang. Ngelihatnya ngeri kalau terjadi laka air," jelas Riyan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, sambung Riyan, kolam renang kecil seperti di Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Ponggok di Kecamatan Polanharjo saja ada tim SAR yang berjaga. Sementara di rawa yang luas dan dalam tidak ada.
"Yang kolam kecil saja ada safety nya. Khususnya protokol keselamatan penumpang untuk keamanan," imbuh Riyan.
![]() |
Kades Krakitan, Kecamatan Bayat, Nurudin mengatakan wisata rakit itu sudah diberikan pembinaan oleh desa dan Polsek. Para pemilik dikumpulkan.
"Kemarin sudah dikumpulkan semua diberikan pembinaan desa bersama Polsek. Rakit itu sudah ada sejak lama," jelas Nurdin saat dihubungi detikcom ponselnya.
Dikatakan Nurdin, izin memang belum ada sebab mengajukan izin kemana juga tidak tahu. Yang jelas sudah diberikan pembinaan dan selama ini tidak ada kecelakaan.
"Selama ini yang rakit wisata belum pernah ada kecelakaan. Dulu bahkan hanya dari bambu tapi sekarang ada gabus dan drumnya. Hari ini baru dirapatkan di Solo," ungkap Nurdin.
Menurut Kapolsek Bayat AKP Suharto begitu ada masukan dari masyarakat, Polsek mengumpulkan para pemilik rakit. Intinya akan memperhatikan keamanan penumpang.
![]() |
"Kita kumpulkan delapan orang pemilik. Kita minta faktor keselamatan penumpang diperhatikan dan disanggupi" jelas Suharto pada detikcom di kantornya.
Tim Polsek, tambah Suharto, akan berpatroli rutin di lokasi khususnya memantau wisata rakit. Jika perlu akan bersama desa dan dinas terkait.
"Kita tetap patroli kesana. Jika perlu bersama dinas terkait akan memberikan pembinaan," ungkap Suharto.
Menurut Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Klaten, Etty Pusparini wisata rakit itu belum berizin. Rencananya akan ada pembinaan.
![]() |
"Belum (izin), tapi mestinya untuk kelayakan rakit ada di Dinas Perhubungan. Ini dirapatkan di Solo dan rencana ada pembinaan," terang Etty saat dikonfirmasi detikcom lewat ponsel.
Pengelola wisata rakit, Atik mengatakan wisata itu sudah dua tahun. Ada yang muat sampai 20 orang. "Ada yang muat 20 orang. Dari sini ke tengah sekitar setengah jam dengan harga tiket Rp 5.000 per orang dan ada pengawasnya," kata Atik pada detikcom.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum