Malaysia memang tidak terburu-buru untuk buka pariwisata buat turis asing. Namun naiknya penyebaran kasus baru membuat Malaysia makin rapat tutup pintu.
Masa Recovery Movement Control Order (RMCO) Malaysia atau mirip seperti PSBB transisi di Indonesia, yang memberi perintah kontrol pergerakan pada periode 10 Juni hingga 31 Agustus 2020 pun diperpanjang hingga 31 Desember 2020.
"Negara kita masih menghadapi tantangan dalam mengurangi penyebaran COVID-19 yang masih aktif menyebar ke seluruh dunia," ujar Perdana Menteri Muhyiddin Yassin seperti dikutip dari media lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tadinya wisatawan yang memiliki visa turis kadaluarsa setelah 1 Januari 2020 diizinkan meninggalkan Malaysia tanpa denda atau hukuman. Turis yang masuk Malaysia pun harus karantina wajib selama 14 hari.
"Kami tidak bisa mengambil risiko penyebaran virus ke negeri ini. Oleh karena itu, aturan karantina diperketat di lokasi tertentu," ungkapnya.
Sebagian besar sektor ekonomi sudah diizinkan beroperasi. Namun klub malam dan pusat hiburan tetap ditutup karena new normal terbaru akan sulit diterapkan di tempat-tempat ini.
"Untuk saat ini, Malaysia belum siap untuk membuka perbatasan kami untuk turis asing. Bahkan antara Malaysia dan Singapura, hanya kami izinkan dua kategori saja," jelas Menteri Senior, Ismail Sabri Yaakob.
Kategori tersebut adalah mereka yang melakukan perjalanan bisnis atau menghadiri pertemuan di Kuala Lumpur saja. Saat ini Malaysia tidak akan memberikan persetujuan atas permintaan apa pun.
"Membuka perbatasan kami untuk turis dari negara lain adalah hal terakhir yang akan kami perhatikan. Terlepas dari permintaan pekerja restoran dari Thailand dan pekerja dari Indonesia untuk memasuki Malaysia, kami juga menerima permintaan dari AirAsia (untuk memperbolehkan perjalanan udara). Saat ini Malaysia tidak akan memberikan persetujuan untuk permintaan tersebut," ujarnya.
Tanpa kedatangan turis, diperkirakan Malaysia mengalami kerugian hingga 45 miliar ringgit sejak Januari hingga Juni. Sebelumnya pemerintah Malaysia mematok target 30 juta turis internasional tahun ini, yang berarti penerimaan 100 miliar ringgit atau naik dari 26,1 juta pengunjung dan 86,1 miliar ringgit pada 2019.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!