Rebo Wekasan: Sejarah, Tradisi dan Doa yang Biasa Diamalkan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rebo Wekasan: Sejarah, Tradisi dan Doa yang Biasa Diamalkan

Rosmha Widiyani - detikTravel
Rabu, 14 Okt 2020 21:47 WIB
rebo wekasan di banyuwangi
Foto: Ardian Fanani/Rebo Wekasan: Sejarah, Tradisi dan Doa yang Biasa Diamalkan
Jakarta -

Sejumlah masyarakat di Indonesia mengenal tradisi Rebo Wekasan. Budaya ini biasa dilakukan di hari Rabu terakhir bulan Safar dalam kalender Islam.

Saat tradisi Rebo Wekasan masyarakat biasa memanjatkan sejumlah doa. Santri di Pondok Pesantren Nurul Islam misalnya tahun ini berdoa agar pandemi COVID-19 bisa segera berakhir.

"Semoga COVID-19 segera selesai dari muka bumi," kata santri Sahru Maulidina dari Pondok Pesantren Nurul Islam, yang juga mengatakan tradisi Rebo Wekasan dilaksanakan setiap tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rebo Wekasan di beberapa daerah disebut juga dengan Rabu Pungkasan. Harapan pada Rabu Pungkasan juga disampaikan santri Wahidatul Imamah dari Pondok Pesantren Nurul Iman.

"Kami harap penyakit Corona segera ditarik, agar kehidupan di Indonesia dan di dunia segera normal," ujar Wahidatul yang menjelaskan pungkasan pada Rabu Pungkasan artinya adalah pamungkas.

ADVERTISEMENT

Dalam arsip berita detikcom, tradisi Rebo Wekasan dilakukan masyarakat Probolinggo dan Banyuwangi, Jawa Timur, serta Kudus, Jawa Tengah. Rebo Wekasan ternyata juga dilaksanakan masyarakat Desa Banjarsari, Kecamatan Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah.

Berikut sejarah, tradisi, dan doa yang bisa diamalkan pada Rebo Wekasan:

1. Sejarah Rebo Wekasan

Tiap daerah mungkin punya versi sendiri terkait sejarah Rebo Wekasan. Rebo Wekasan terkait Safar yang dianggap bulan sial sehingga cenderung menghindari momen tersebut.

Anggapan tersebut hilang seiring datangnya Islam sebagai agama rasional yang mengimani kebesaran Allah SWT. Tradisi Rebo Wekasan juga terkait dengan leluhur masyarakat setempat, misal Syaid Doro Ali Al-Idrus di Desa Jepang, Kudus, Jawa Tengah.

"Beliau adalah salah satu tokoh yang melestarikan masjid ini. Dan tokoh ini yang masih dekat, kemudian menghidupkan kembali tradisi Rebo Wekasan," kata Aziz.

2. Tradisi Rebo Wekasan

Benang merah tradisi Rebo Wekasan adalah berdoa mengharapkan pertolongan dari Allah SWT. Namun cara muslim berdoa pada Rebo Wekasan berbeda sesuai tradisi tiap wilayah.

Misal pawai obor, baca doa yang dipimpin para kiai dan tokoh agama, serta minum air suci dari 7 mata air. Tradisi Rebo Wekasan di Kudus, Jawa Tengah, dibarengi Kirab Air Salamun yang berasal dari air sumur peninggalan Sunan Kudus di komplek Masjid Wali.

Di Banyuwangi, Jawa Timur, tradisi Rebo Wekasan diawali dengan mengarak hasil bumi menuju Pantai Cacalan. Setelah berdoa, warga mandi di pantai sebagai simbol terbebas dari berbagai hal yang buruk.

3. Doa Rebo Wekasan

Doa yang diucapkan tentunya berharap dan meminta perlindungan serta keselamatan dari Allah SWT. Selain doa, masyarakat dan tokoh agama setempat membaca sholawat untuk Nabi Muhammad SAW.

Dalam tulisan berjudul Sejarah dan Makna Tradisi Rebo Wekasan di Desa Banjarsari, Kecamatan Nusawungu, Cilacap, dari IAIN Purwokerto, tradisi doa Rebo Wekasan dan sholawat diawali dengan sholat wajib berjamaah. Sholat dipimpin pemuka agama setempat sebelum dilanjutkan doa dan sholawat.




(row/erd)

Hide Ads