Ciamis memiliki tradisi bernama Nyangku. Uniknya kegiatan ini dilakukan di pulau di tengah danau Situ Panjalu. Traveler tahu?
Tradisi Upacara Adat Nyangku kembali di gelar, Senin (9/11/2020). Tradisi mencuci benda pusaka peninggalan Kerajaan Panjalu Prabu Borosongora ini berbeda dari tahun sebelumnya. Kali ini pelaksanaan Tradisi nyangku di tengah pulau Situ Panjalu.
Prosesi Tradisi Nyangku diawali dengan mengarak benda pusaka dari Museum Bumi Alit, diiringi dengan tabuhan Gembyung (alat musik tabuh). Benda pusaka dibawa dengan cara dipangku dan ditutup menggunakan kain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah sampai di Situ Panjalu, rombongan kemudian naik perahu membawa sejumlah benda pusaka itu ke pulau di tengah Situ Panjalu yang biasa disebut Nusa Gede. Perbedaannya, setelah berdoa di Nusa Gede, pusaka dibawa kembali untuk dibersihkan di pusat Taman Borosngora.
Namun dalam masa pandemi COVID-19 ini, mencuci benda pusaka tersebut dilaksanakan langsung di Nusa Gede. Tujuannya untuk membatasi peserta yang mengikuti Tradisi yang biasa digelar setiap bulan Rabiul Awal (Maulud) pada hari Senin atau Kamis.
Tahun-tahun sebelumnya, Upacara Adat Nyangku Panjalu ini merupakan pesta rakyat. Rangkaian kemeriahan biasa dilaksanakan sejak seminggu sebelum acara puncak. Mulai dari pasar malam hingga penampilan kesenian dan kebudayaan khas Panjalu dan Ciamis.
Sekadar diketahui Raja Panjalu Prabu Borosongora merupakan pemimpin yang berjasa dalam menyebarluaskan Islam di Panjalu dan sekitarnya.
![]() |
Pj Sekda Ciamis, Toto Marwoto, mengatakan Ciamis memiliki budaya yang sudah tercatat sebagai warisan budaya tak benda (WBTB). Salah satunya adalah Nyangku ini.
"Ciamis kaya akan keanekaragaman budaya baik WBB maupun WBTB. Salah satunya yaitu upacara adat Nyangku yang memiliki nilai filosofis tinggi dan penguatan jati diri dan karakter yang kuat dalam memelihara dan melestarikan tradisi," ungkap Toto.
Selanjutnya, tradisi Nyangku dilakukan berbeda saat pandemi >>>
Toto menjelaskan Nyangku kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya akibat pandemi COVID-19. Panitia membatasi peserta dan menerapkan protokol kesehatan 3M.
"Biasanya Tradisi Nangku dilaksanakan dengan kemeriahan yang merupakan hajat masyarakat panjalu kali ini dilaksanakan dengan sederhana. Tapi tidak mengurangi rasa memiliki dan bangga terhadap budaya daerah,"ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Ciamis Budi Kurnia menyebut kondisi Pandemi ini sangat berpengaruh terhadap kemeriahan dan Tradisi Nyangku.
Menurutnya, dari sisi pariwisata tradisi Nyangku dapat mengundang wisatawan luar daerah. Namun untuk kali ini kegiatan digelar sederhana dan terbatas.
"Memang sesuatu betul-betul berubah. Bagaimana tradisi Nyangku ini biasa digelar 7 hari berturut turut tiap hari. Betul-betul jadi lautan masa. Jadi sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat khususnya dari ekonomi kreatif dan pariwisata Ciamis," ungkapnya.
Simak Video "Video: Mengenal Tradisi Nyangku, Rawat Pusaka Kerajaan Panjalu di Ciamis"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum