Lava Tour Gunung Merapi: Status Ngegantung Bikin Wisatawan Turun 70 Persen

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lava Tour Gunung Merapi: Status Ngegantung Bikin Wisatawan Turun 70 Persen

Jauh Hari Wawan S - detikTravel
Minggu, 15 Nov 2020 17:19 WIB
Jip lava tour Merapi
Jip lava tour Merapi (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikcom)
Sleman -

Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah statusnya naik dari Waspada menjadi Siaga sejak 5 November lalu. Pelaku wisata jip lava tour Merapi yang biasanya ramai disewa kini menjadi sepi.

Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) sisi barat, Dardiri, menjelaskan sejak pandemi Corona jumlah wisatawan sudah berkurang. Kini, dengan berubahnya status Gunung Merapi wisatawan menjadi semakin sepi.

"Jumlah wisatawan turun drastis saat ini, turun sekitar 60-70 persen turunnya. Apalagi menghadapi COVID-19 sekarang ada Siaga Gunung Merapi," kata Dardiri saat dihubungi detikTravel, Minggu (15/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan dari 880 armada jip saat ini sudah banyak dikandangkan. Bahkan armada jip sudah dikandangkan sejak Maret.

"Sudah banyak dikandangkan armadanya, tinggal 50 persen armada sekarang, kemarin long weekend ramai, baru mau ramai sekarang ada Siaga di Gunung Merapi. Rata-rata seminggu 1-2 kali saja narik," paparnya.

ADVERTISEMENT

Salah satu upaya yang dilakukan oleh operator jip untuk bisa menggaet wisatawan adalah mengubah jalur. Jalurnya di luar radius bahaya 5 kilometer Gunung Merapi yang direkomendasikan BPPTKG.

Jip lava tour MerapiJip lava tour Merapi (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikcom)

"Harus di luar radius 5 km dari puncak. Jadi mengubah jalur wisata. Karena kan bunker, petilasan Mbah Maridjan, makam Mbah Maridjan, Bukit Klangon ditutup. Jadi harus disesuaikan rutenya," paparnya.

"Driver kita bekali HT untuk memantau aktivitas Merapi," sambungnya.

Sementara itu, salah seorang driver jip Eko Budi (43) warga Kaliurang mengaku penurunan jumlah wisatawan yang naik jip saat status Siaga turun drastis.

"Status Siaga tetap ada pengaruhnya. Pengaruhnya banyak banget. Dibilang nggak ada pengunjung atau sepi. Tapi kalau kemarin-kemarin sebelum ada status Siaga ya bisa untuk cukupi kebutuhan," kata Eko.

"Status siaga kayak nggantung juga sih. Jadi disisi lain kita pengen cari rejeki, tapi tidak ada pengunjung," sambungnya.

Sejak dinaikkannya status Gunung Merapi, penghasilannya tak menentu. Bisa dapat 1 trip seminggu baginya sudah untung.

"Long weekend biasanya 2-3 kali trip. Saat ini seminggu 1 trip aja Alhamdulillah," pungkasnya.




(msl/msl)

Hide Ads