Pemerintah Sumatera Utara juga ingin agar tiket pesawat dipermurah agar wisatawan domestik dari daerah lain tak ragu datang ke sana.
Wilayah Indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan membuat masyarakat kesulitan untuk melakukan mobilitas antar daerah jika hanya mengandalkan transportasi darat dan laut. Agar tak membunuh waktu di jalan, transportasi udara pun menjadi pilihan.
Sayangnya, tiket pesawat yang dinilai mahal membuat masyarakat enggan untuk bepergian jauh, terutama di masa pandemi saat ini. Akibatnya, daerah-daerah wisata pun sepi pengunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu daerah yang mengungkapkan hal ini adalah Sumatera Utara. Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Mukhlis Nasution mengungkapkan harapannya agar tiket pesawat ke Sumatera Utara dapat dipermurah.
"Sumatera Utara itu letaknya di ujung. Kantong-kantong wisatawan itu banyak di Jawa tapi tiket pesawat untuk ke Sumatera itu mahal," kata Mukhlis dalam diskusi yang disiarkan di Youtube Eksplorin Indonesia, Minggu (15/11/2020).
Ia menyarankan agar maskapai penerbangan diberikan subsidi oleh pemerintah supaya wisatawan dari daerah lain dapat datang ke Sumatera Utara tanpa mengeluarkan terlalu banyak biaya.
"Kalau tidak (disubsidi) dia hanya akan berputar di tempat yang murah. Saya rasa untuk hotel dan tempat wisata di Sumatera Utara sangat kompetitif dibandingkan dengan daerah lain. Permasalahan hanya di tiket pesawat," ujarnya.
detikTravel kemudian mengecek harga tiket pesawat menuju Bandara Internasional Kualanamu di Medan. Untuk tiket pesawat Jakarta-Medan pada Selasa (17/11/2020) harga termurah dipatok Rp 678.200. Sedangkan untuk yang termahal Rp 1.983.900 atau nyaris Rp 2 juta.
Sementara itu untuk akhir pekan, misalnya Sabtu (21/11/2020) harga tiketnya Rp 593.500 dan yang termahal Rp 1.889.100.
Menanggapi tentang tiket pesawat yang disebut mahal, pengusaha pariwisata Arief Gunawan juga berharap pemerintah dapat membuat kebijakan yang membuat sektor penerbangan bergairah sehingga menguntungkan wisata domestik.
"Penerbangan kalau tidak ada kebijakan pusat atau subsidi langsung, pergerakan pariwisata domestik tidak bisa berjalan," katanya.
"Mau maskapai penerbangan nasional maupun swasta, mereka juga sama-sama membutuhkan subsidi dari pemerintah atau bantuan pemerintah. Pemerintah harus benar-benar memegang penerbangan agar bisa hidup lagi," kata dia.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!