Bakal Ada Paspor Khusus COVID-19, Seperti Apa?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bakal Ada Paspor Khusus COVID-19, Seperti Apa?

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Rabu, 25 Nov 2020 18:16 WIB
London, England - August 30, 2016: An editorial stock photo of a collection of British Passports. Photographed isolated on a white background. Photographed using the Canon EOS 5DSR
Ilustrasi paspor Foto: iStock
London -

Traveling lintas negara di tengah kondisi pandemi tengah diregulasikan oleh banyak pihak. Inggris, misalnya, akan mengeluarkan paspor khusus COVID-19.

Wacana itu tengah dibahas oleh De La Rue, pihak pembuat paspor resmi yang ditunjuk oleh pemerintah Inggris baru-baru ini. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Rabu (25/11/2020), nantinya paspor itu akan memudahkan identifikasi pelancong terkait COVID-19 untuk bepergian lintas negara seperti diberitakan media Evening Standard.

Hal itu dikemukakan oleh Chief Executive Clive Vacher setelah berdiskusi dengan perwakilan pemerintah Inggris dan perusahaan besar tentang penggunaan teknologi tersebut di tahap awal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Clive, penyertaan teknologi berupa stiker keamanan berisi dokumen pribadi dapat menunjukkan kondisi badan seseorang terkait COVID-19. Sehingga nantinya orang-orang dapat bepergian dengan lebih mudah ke luar negeri.

Secara teknis, nantinya paspor khusus COVID-19 tersebut akan disertai dokumen yang memuat holograf dan teknologi stempel keamanan di dalamnya.

ADVERTISEMENT

Walau kalah tender dengan perusahaan lain untuk kembali mencetak paspor Inggris, De La Rue diketahui juga berwenang mengeluarkan stiker khusus untuk brand rokok dan alkohol di sana.

Nyatanya, De La Rue bukan merupakan satu-satunya perusahaan penerbit paspor yang dimintai tolong oleh pemerintah Inggris. Kementerian terkait Inggris memang telah meminta sejumlah pembuat paspor menyambut kenormalan baru pada 2021.

Nantinya paspor khusus COVID-19 yang dilengkapi dokumen itu bisa memangkas waktu karantina dari 14 menjadi lima hari saja.

"Kami sangat ingin mengajak orang terbang kembali ketika sudah memungkinkan, dan Perdana Menteri juga sangat peduli akan imbasnya pada perjalanan bisnis. Memangkas waktu karantina dari 14 ke lima hari dapat membuat perbedaan besar," ujar perwakilan kabinet Inggris yang terpercaya seperti diberitakan The Sun.




(rdy/ddn)

Hide Ads