Gunung Semeru memang jadi salah satu magnet bagi pecinta wisata alam. Pemberitaan media nasional sangat berpengaruh pada aktivitas di sana, apa lagi bila ada guguran lava.
Terbaru, aktivitas guguran lava terekam di Gunung Semeru. Aktivitas yang biasa terjadi di musim penghujan ini, kata Sahabat Volunter Semeru (Saverindo).
"Berita dengan judul yang cukup seram yang membuat masyarakat resah, terutama para pendaki, begitu juga para keluarga di rumah yang panik yang anggota keluarganya masih baru melakukan pendakian dan belum turun," kata Saverindo dalam unggahan Instagram terbarunya, Senin (30/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan berita ini pun sampai ke telinga "Orang" di Jakarta yg akhirnya dengan tiba-tiba menginstruksikan agar Semeru diTUTUP per tgl 30 nov 2020," imbuhnya.
Seperti diketahui, pembukaan jalur pendakian Gunung Semeru sangat dinantikan banyak pihak. Selain pendaki, para warga lokal juga terbantu ekonomi karena geliat pendakian ini.
Jadi penutupan Gunung Semeru akan merugikan kembali warga lokal di sekitar basecamp. Saverindo menambahkan adanya video wawancara yang menyebut kejadian ini sudah biasa bagi warga lokal.
"Padahal, berita tentang guguran lava, awan panas Gunung Semeru sangat biasa terjadi, terutama di musim hujan," kata Saverindo.
"Bahkan anak SD sepulang sekolah (pernah muncul di YouTube beberapa tahun lalu) saat diwawancarai salah satu TV swasta tentang Gunung Semeru (saat viral waktu itu) mengatakan demikian," imbuh dia.
Berikut cuplikan wawancaranya:
"Ya emang gitu, sudah biasa," jawab anak SD.
"Takut nggak?" tanya wartawan.
"Nggak, biasa aja," tegas anak SD.
Tak hanya volunter yang kecewa akan berita bombastis terkait aktivitas Gunung Semeru. PVMBG Gunung Semeru juga menyayangkan berita tersebut.
"KLARIFIKASI jg barusan (29 nov 2020, pukul 21.12) kami dapatkan melalui @cakyo_saversemeru dari Grup WA; GUNUNG API SEMERU (beranggotakan orang2 PVMBG Pos Pantau G. Semeru) yg SANGAT MENYAYANGKAN adanya berita itu," jelas Saverindo.
Saat ini, pendakian Gunung Semeru ditutup sementara. Penyebabnya, aktivitas vukanis gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur tersebut meningkat.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan