Sudah dua bulan lamanya pengenalan tanggul anti-banjir di Venesia. Kota terapung ini rusak serius lagi akibat banjir rob.
Diberitakan CNN, Kamis (17/12/2020), Venesia telah menderita banjir selama berabad-abad. Kota ini berhasil menahan gelombang pasang laut untuk pertama kalinya dalam 1.200 tahun di bulan Oktober.
Itu semua berkat pengaktifan tanggul penahan banjir yang telah lama ditunggu warga. Diuji pertama kalinya dalam kondisi buruk, keberadaannya berhasil membuat pusat bersejarah Italia itu kering.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya, banjir dahsyat tahun 2019 yang menyebabkan kerusakan kota senilai lebih dari USD 1 miliar akan menjadi masa lalu. Tanggul anti-banjir bernama MOSE telah berhasil diaktifkan lima kali, terakhir kali selama tiga hari dua minggu lalu.
Pada hari Selasa minggu lalu tanggul tidak dinaikkan. Kota Venesia kembali banjir dan tenggelam.
St Mark's Square, salah satu bagian kota yang paling rendah, terkena dampak paling parah. Claudio Vernier, pemilik bar dan gelateria Al Todaro, dan presiden Associazione Piazza San Marco, mengatakan bahwa kejadian ini tak terduga dan hampir dilupakan.
"Ini merusak secara ekonomi juga moral, dan itu bisa dihindari. Kami tahu MOSE itu ada, kami tahu itu berhasil, dan itu tidak digunakan," ujarnya.
Basilika Bizantium St Mark, yang dibangun pada abad ke-11, mengalami kerusakan serius, menurut Carlo Alberto Tessarin, anggota dewan jaksa St Mark, yang mengawasi gereja.
![]() |
Gereja Venesia itu masih belum pulih dari banjir tahun lalu. Air asinnya telah menggerogoti interior berlapis marmer dan marmer menyerap garam yang dapat menyebar hingga tujuh meter, merusak batu.
Hingga Desember 2021, tanggul antibanjir MOSE secara resmi masih dalam tahap uji coba. Karena itu, pengoperasiannya berada di bawah yurisdiksi negara Italia.
Setelah selesai, kontrol akan diserahkan kepada otoritas Venesia. Tapi selama 12 bulan ke depan, setiap kali diperkirakan terjadi air pasang, otoritas lokal harus meminta MOSE diaktifkan oleh pemerintah nasional.
![]() |
St Mark's Square dibangun kurang dari satu meter di atas permukaan air pasang rata-rata. Ketika rob mencapai 90 centimeter, maka sudah terjadi banjir.
Dalam tahap pengujian, tanggul anti banjir Venesia hanya akan diaktifkan ketika air pasang diperkirakan mencapai 130 sentimeter di atas rata-rata. Saat itu, hampir setengah dari Venesia sudah terendam air.
Di momen banjir Venesia lalu, ramalan cuaca yang dianggap tidak akurat. Perkirakan gelombangnya hanyalah 125 sentimeter, hanya lima centimeter di bawah level di mana penghalang secara otomatis dinaikkan dan sistem MOSE tidak diaktifkan.
Saat cuaca memburuk, otoritas kota mengirimkan peringatan kepada penduduk untuk memperingatkan mereka agar bersiap menghadapi banjir. Penghalang perlu waktu beberapa jam untuk dipasang, dan itu sudah terlambat.
Hingga kini, pemerintah setempat masih berusaha untuk dapat melakukan yang terbaik terkait tanggul anti banjir Venesia, MOSE.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!