Jakarta -
Sebelum pesawat diterbangkan, maskapai Citilink melakukan sejumlah perawatan rutin untuk menjaga keamanan penerbangan. Inilah tahapannya.
Seluruh kendaraan membutuhkan perawatan (maintenance) agar mampu beroperasi dengan baik selama perjalanan. Tak terkecuali pesawat terbang yang memiliki sistem perawatan kompleks dan harus dilakukan secara disiplin.
Salah satu maskapai di Indonesia yakni Citilink menyampaikan kepada detikcom seputar perawatan pesawat yang mereka lakukan. Hal itu disampaikan VP Engineering & Maintenance PT Citilink Indonesia Azwar Anas melalui zoom meeting beberapa saat lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada dasarnya moda transportasi baik darat maupun udara, memiliki beragam kegiatan inspeksi secara rutin yang selalu kami jalankan. Inspeksi ini dilakukan baik dari sisi interval, dari sisi kegiatan, dari sisi yang harus dikerjakan, dan kapan harus dikerjakan," kata Anas.
Foto: Ari Saputra |
Adapun dalam pelaksanaan perawatan tersebut, terdapat standar yang sudah ditentukan oleh regulator yakni Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKKPU) Kementerian Perhubungan. Standar itu diatur dalam PP Nomor 3/2001 yang mengatur seputar keamanan dan keselamatan penerbangan.
Dari aturan itu, pesawat harus memiliki sertifikat perusahaan perawatan pesawat udara yaitu tanda bukti terpenuhinya standar dan prosedur dalam perawatan pesawat, mesin pesawat, baling-balik pesawat, dan komponen-komponen lain oleh suatu perusahaan perawatan.
Di samping berpatokan pada standar dari Kemenhub, Anas juga menyampaikan bahwa perawatan Citilink juga mengikuti standar internasional yang dikeluarkan Badan Keamanan Penerbangan Eropa (EASA) dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dari Amerika Serikat.
Klasifikasi dan tahapan perawatan pesawat
Foto: Ari Saputra |
Anas menjelaskan, perawatan pesawat dibedakan menjadi line maintenance dan base maintenance. Secara sederhana, pembeda kedua jenis perawatan ini adalah dengan perlu atau tidaknya hanggar.
"Line maintenance dan inspeksi tidak memerlukan hanggar. Kemudian base maintenance memerlukan aktivitas hanggar," kata Anas.
Line maintenance ini dapat dilakukan di bandara yang dilakukan sebelum pesawat berangkat. Pada saat ini dilakukan inspeksi-inspeksi ringan.
"Line maintenance dilakukan before departure check, jadi sebelum pesawat dioperasikan, kita memastikan semua sistem pesawat baik dari sisi eksterior maupun interior berfungsi dengan baik," Anas menjelaskan.
Selain itu, ada pula pengecekan pesawat setiap 24 jam. Ini dikerjakan pada saat malam hari, setelah pesawat wara-wiri seharian dan sebelum diberangkatkan kembali keesokan harinya. Setelah itu ada lagi pengecekan setiap 48 jam dan mingguan atau setiap 7 hari.
Selanjutnya: base maintenance
Sementara itu untuk base maintenance yang lebih rumit dan kompleks, perawatannya dilakukan di hanggar. Perawatan ini diberikan untuk pesawat yang sudah terbang selama ratusan jam dan bertahun-tahun.
Misalnya untuk perawatan yang disebut sebagai A-check, ini dilakukan pada pesawat tipe Airbus A320 setiap 500 jam penerbangan sedangkan untuk tipe Airbus 330 setiap 750 jam penerbangan.
Kemudian ada yang disebut sebagai C-check. Pada pesawat A320 dilakukan setiap 3 tahun sementara untuk A330 setiap 2 tahun.
Setelah itu, ada lagi perawatan setiap 6 tahun hingga 12 tahun. Pada saat tersebut, bagian dalam pesawat akan dibuka untuk dilihat kelayakan berbagai struktur dan komponennya.
Pesawat A320 Citilink. Foto: Ardan Adhi Chandra |
Dalam melakukan perawatan, jumlah tim yang terlibat pun jumlahnya beragam. Untuk line maintenance akan melibatkan satu set kru yang terdiri atas 8 orang, di mana 2 orang sebagai aircraft maintenance dan 6 orang sebagai aircraft mechanic.
Sedangkan untuk base maintenance melibatkan tim yang lebih besar karena jangka waktu perawatannya juga lebih lama. Misalnya A-check melibatkan 2 set kru selama 9 jam. Kemudian C-check dikerjakan 3 set kru selama 24 jam dalam 7 hari.
Dalam melakukan perawatan pesawat, Citilink bekerja sama dengan GMF AeroAsia. Anas mengatakan, GMF AeroAsia dapat memperbaiki seluruh jenis pesawat milik Garuda Indonesia dan Citilink.
"Semua pesawat yang dioperasikan Garuda dan Citilink, GMF bisa melakukan inspeksi pesawatnya. Untuk Citilink ada Airbus A320, Airbus 330 NEO, ATR 72, dan Boeing 737-500. Untuk Garuda Indonesia ada pesawat Boeing 737-800 New Generation, Boeing 777-300ER, Airbus A330, CRJ1000, dan ATR," ujar Anas.
Bagaimana jika perawatan sudah dilakukan tapi tetap ditemukan masalah pada pesawat?
Foto: Rengga Sancaya |
Anas menjelaskan, setiap masalah yang terjadi pada pesawat Citilink akan ditangani oleh Maintenance Control Center (MCC). MCC dapat menerima laporan baik dari tim maintenance pada saat pemeriksaan sebelum pesawat berangkat, dari pilot yang menemukan kejanggalan, atau dari pesawat itu sendiri.
"Kalau pesawat sedang terbang lalu ditemukan masalah, sistem komputer pesawat dapat menstransmisikan tipe kerusakannya dan ditangkap oleh MCC serta tim engineering Citilink. Sehingga pada saat pesawat mendarat, sudah disiapkan proses perbaikannya," Anas menerangkan.
Dari serangkaian perawatan yang dilakukan pada pesawat Citilink, Anas mengatakan bahwa seluruhnya sudah sesuai dengan aturan dan dalam prosesnya juga diawasi pemerintah.
"Pemerintah selaku regulator juga melaksanakan program audit dan surveilans. Mereka melakukan audit ke Citilink dan GMF AeroAsia. Sedangkan program surveilans sebagai regulator memastikan bahwa perawatan pesawat yang dilaksanakan Citilink dan dikelola GMF sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan," kata dia.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol