Sementara itu untuk base maintenance yang lebih rumit dan kompleks, perawatannya dilakukan di hanggar. Perawatan ini diberikan untuk pesawat yang sudah terbang selama ratusan jam dan bertahun-tahun.
Misalnya untuk perawatan yang disebut sebagai A-check, ini dilakukan pada pesawat tipe Airbus A320 setiap 500 jam penerbangan sedangkan untuk tipe Airbus 330 setiap 750 jam penerbangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian ada yang disebut sebagai C-check. Pada pesawat A320 dilakukan setiap 3 tahun sementara untuk A330 setiap 2 tahun.
Setelah itu, ada lagi perawatan setiap 6 tahun hingga 12 tahun. Pada saat tersebut, bagian dalam pesawat akan dibuka untuk dilihat kelayakan berbagai struktur dan komponennya.
![]() |
Dalam melakukan perawatan, jumlah tim yang terlibat pun jumlahnya beragam. Untuk line maintenance akan melibatkan satu set kru yang terdiri atas 8 orang, di mana 2 orang sebagai aircraft maintenance dan 6 orang sebagai aircraft mechanic.
Sedangkan untuk base maintenance melibatkan tim yang lebih besar karena jangka waktu perawatannya juga lebih lama. Misalnya A-check melibatkan 2 set kru selama 9 jam. Kemudian C-check dikerjakan 3 set kru selama 24 jam dalam 7 hari.
Dalam melakukan perawatan pesawat, Citilink bekerja sama dengan GMF AeroAsia. Anas mengatakan, GMF AeroAsia dapat memperbaiki seluruh jenis pesawat milik Garuda Indonesia dan Citilink.
"Semua pesawat yang dioperasikan Garuda dan Citilink, GMF bisa melakukan inspeksi pesawatnya. Untuk Citilink ada Airbus A320, Airbus 330 NEO, ATR 72, dan Boeing 737-500. Untuk Garuda Indonesia ada pesawat Boeing 737-800 New Generation, Boeing 777-300ER, Airbus A330, CRJ1000, dan ATR," ujar Anas.
Bagaimana jika perawatan sudah dilakukan tapi tetap ditemukan masalah pada pesawat?
![]() |
Anas menjelaskan, setiap masalah yang terjadi pada pesawat Citilink akan ditangani oleh Maintenance Control Center (MCC). MCC dapat menerima laporan baik dari tim maintenance pada saat pemeriksaan sebelum pesawat berangkat, dari pilot yang menemukan kejanggalan, atau dari pesawat itu sendiri.
"Kalau pesawat sedang terbang lalu ditemukan masalah, sistem komputer pesawat dapat menstransmisikan tipe kerusakannya dan ditangkap oleh MCC serta tim engineering Citilink. Sehingga pada saat pesawat mendarat, sudah disiapkan proses perbaikannya," Anas menerangkan.
Dari serangkaian perawatan yang dilakukan pada pesawat Citilink, Anas mengatakan bahwa seluruhnya sudah sesuai dengan aturan dan dalam prosesnya juga diawasi pemerintah.
"Pemerintah selaku regulator juga melaksanakan program audit dan surveilans. Mereka melakukan audit ke Citilink dan GMF AeroAsia. Sedangkan program surveilans sebagai regulator memastikan bahwa perawatan pesawat yang dilaksanakan Citilink dan dikelola GMF sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan," kata dia.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!