Kawasan red light district yang berada di pusat kota Amsterdam telah ada sejak lama. Namun, Amsterdam berencana untuk memindahkannya demi perbaiki citra.
Ketika menyebut Amsterdam, umumnya pikiran turis akan langsung mengarah ke coffee shop, red light district dan kanalnya yang indah. Tak dapat dipungkiri kalau citra turis akan Amsterdam terdiri dari sejumlah hal tersebut.
Namun, perlahan citra Amsterdam yang sarat prostitusi dan ganja itu akan segera diubah. Ada wacana untuk memindahkan kawasan red light district itu jauh dari pusat kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Senin (1/2/2021), ide itu kini tengah digagas oleh Wali Kota Amsterdam Femke Halsema seperti diberitakan media Inggris Daily Mail.
![]() |
Perlahan, sejumlah upaya juga telah dilakukan. Misalnya lewat penghilangan tur zona legal prostitusi yang telah dilakukan sejak 1 April 2020 silam.
Selain itu, ada juga wacana untuk mengurangi jumlah coffee shop dan melarang turis untuk datang ke sana. Di mana wacana itu dipastikan mendapat tentangan.
Adapun dijelaskan, segala upaya itu dilakukan untuk membuat citra Amsterdam yang lebih baik serta meningkatkan jumlah turis berkualitas yang datang ke sana seperti dilaporkan situs berita DutchNews.nl.
Di satu sisi, sang Wali Kota juga berusaha untuk meningkatkan hak para pekerja sex termasuk mengurangi kegiatan perdagangan manusia dan jumlah kriminalitas.
Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan keragaman budaya serta identitas lokal yang ada di Amsterdam, termasuk menciptakan ruang publik yang lebih hijau dan lebih mudah diakses.
Lebih lanjut, wacana pemindahan red light district dari pusat kota Amsterdam juga mengundang respon beragam. Sebuah riset tahun 2020 mengatakan, sekitar 11% wisatawan menyebut tak akan datang lagi ke sana apabila ganja dilarang.
"Bagi turis Inggris, sejauh ini coffee shop merupakan tempat yang paling sering didatangi di Amsterdam (33%)," tulis riset tersebut.
Sebelum pandemi COVID-19, Amsterdam telah menarik sekitar 20 juta wisatawan per tahun dan begitu populer akan kehidupan malam serta budaya kafe yang sarat ganja.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!