Amsterdam Ingin Geser Kawasan Prostitusi dari Pusat Kota

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Amsterdam Ingin Geser Kawasan Prostitusi dari Pusat Kota

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Senin, 01 Feb 2021 11:39 WIB
Oude Kerk, or Old Church, is reflected in the window of the PIC, Prostitution Information Center, as sex workers welcomed clients again in the Red Light District in Amsterdam, Netherlands, Wednesday, July 1, 2020. It wasnt quite business as usual as the capitals Red Light District emerged from coronavirus lockdown, but it was as close as it has been since the pandemic slammed the brakes on the worlds oldest profession. (AP Photo/Peter Dejong)
Foto: AP/Peter Dejong
Amsterdam -

Kawasan red light district yang berada di pusat kota Amsterdam telah ada sejak lama. Namun, Amsterdam berencana untuk memindahkannya demi perbaiki citra.

Ketika menyebut Amsterdam, umumnya pikiran turis akan langsung mengarah ke coffee shop, red light district dan kanalnya yang indah. Tak dapat dipungkiri kalau citra turis akan Amsterdam terdiri dari sejumlah hal tersebut.

Namun, perlahan citra Amsterdam yang sarat prostitusi dan ganja itu akan segera diubah. Ada wacana untuk memindahkan kawasan red light district itu jauh dari pusat kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Senin (1/2/2021), ide itu kini tengah digagas oleh Wali Kota Amsterdam Femke Halsema seperti diberitakan media Inggris Daily Mail.

Red Light District Amsterdam, BelandaRed Light District Amsterdam, Belanda Foto: CNN

Perlahan, sejumlah upaya juga telah dilakukan. Misalnya lewat penghilangan tur zona legal prostitusi yang telah dilakukan sejak 1 April 2020 silam.

ADVERTISEMENT

Selain itu, ada juga wacana untuk mengurangi jumlah coffee shop dan melarang turis untuk datang ke sana. Di mana wacana itu dipastikan mendapat tentangan.

Adapun dijelaskan, segala upaya itu dilakukan untuk membuat citra Amsterdam yang lebih baik serta meningkatkan jumlah turis berkualitas yang datang ke sana seperti dilaporkan situs berita DutchNews.nl.

Di satu sisi, sang Wali Kota juga berusaha untuk meningkatkan hak para pekerja sex termasuk mengurangi kegiatan perdagangan manusia dan jumlah kriminalitas.

Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan keragaman budaya serta identitas lokal yang ada di Amsterdam, termasuk menciptakan ruang publik yang lebih hijau dan lebih mudah diakses.

Lebih lanjut, wacana pemindahan red light district dari pusat kota Amsterdam juga mengundang respon beragam. Sebuah riset tahun 2020 mengatakan, sekitar 11% wisatawan menyebut tak akan datang lagi ke sana apabila ganja dilarang.

"Bagi turis Inggris, sejauh ini coffee shop merupakan tempat yang paling sering didatangi di Amsterdam (33%)," tulis riset tersebut.

Sebelum pandemi COVID-19, Amsterdam telah menarik sekitar 20 juta wisatawan per tahun dan begitu populer akan kehidupan malam serta budaya kafe yang sarat ganja.




(rdy/ddn)

Hide Ads