Cecily Carlyle harus mengakhiri karier sebagai pramugari setelah di-PHK karena COVID-19. Kini, dia beralih profesi menjadi desainer web.
Secily lulusan sekolah desainer fashion LaSalle College. Tapi kemudian dia lolos seleksi pramugari di salah satu maskapai di Kanada dan menekuni pekerjaan itu sejak 2010.
Dia ditempatkan di Toronto dan benar-benar menikmati pekerjaan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak pernah menyangka berkarier sebagai pramugari. Sebagai pramugari saya sangat sibuk, saya terbang ke mana-mana, dari London dan Paris ke Cancun dan Montego Bay," kata Secily berbagi cerita dan dikutip Torontolife.
Kesibukan sebagai pramugari itu membuat Secily semakin jauh dari fashion. Awalnya sih saat libur dia masih bersemangat untuk jalan-jalan.
Tapi, lama-lama pekerjaan sebagai pramugari membuatnya kecapekan dan di saat libur dia memilih untuk beristirahat. Dia bahkan cuma belanja dan tidur saat tidak ada penerbangan.
Secily kembali berdekatan dengan fashion setelah tragedi 9/11 dan SARS. Seorang pramugari senior bilang kepadanya untuk memiliki rencana lain andai terjadi di penerbangan.
Peringatan itu membuat Secily mulai mencari-cari kursus online. Dia memilih kursus desain dan pengembangan website.
Setelah lulus, dia coba-coba untuk menawarkan jasanya. Satu pelanggan berhasil didapatkan dan dia benar-benar menikmati pekerjaan itu.
Tapi, dengan masih menjadi pramugari, Secily tidak bisa bekerja penuh sebagai desain grafis.
Kemudian Covid-19 menerpa dunia. Jumlah penerbangan Secily mulai dipangkas pada Februari 2020.
"Di awal pandemi, kami tinggal melayani penerbangan repatriasi orang-orang yang terbang dari Cancun dan Montego Bay. Pada periode itu kami sudah sangat khawatir dengan keselamatan kami sendiri," kata Secily.
Rupanya kondisi penerbangan tidak membaik. Pada Maret 2020, jadwal penerbangan Secily semakin berkurang. Sebulan kemudian, Secily dirumahkan.
"Rasanya seperti ada beban yang diangkat dari bahu saya. Tiba-tiba saya mendapatkan kesempatan untuk mengejar impian saat sebagai desainer website," ujar dia.
Secily pun tidak buang-buang waktu. Dia memanfaatkan Instagram untuk berpromosi.
Pelanggan pertamanya adalah sesama kru kabin. Tak sedikit rekan Secily yang dirumahkan dan harus memiliki pekerjaan baru. Bukan cuma itu saja, rupanya kesempatan traveling selama menjadi pramugari memperkaya bekal Secily sebagai desainer website.
"Mereka, teman-teman saya di pramugari, membutuhkan situs baru jadi mereka menghubungi saya," dia mengisahkan.
"Pekerjaan saya sebagai pramugari membantu saya dalam karier baru ini. Setelah bertahun-tahun bekerja dalam layanan, mudah bagi saya untuk mengadakan rapat dengan klien atau melakukan panggilan telepon dengan seseorang dan mencari tahu apa yang mereka butuhkan," kata dia.
"Selain itu, setiap saya bepergian, saya selalu pergi ke museum dan galeri seni dan memperhatikan grafik atau tipografi di stasiun kereta bawah tanah. Saya rasa saya telah menyembunyikan semua gambaran mental ini untuk digunakan begitu klien yang tepat datang," dia menjelaskan.
Kini, Secily juga kembali memiliki jam biologis normal yang hilang saat dia menjadi pramugari. Jam tidurnya bisa teratur.
"Jika saya masih bekerja sebagai pramugari penuh waktu, saya rasa saya tidak akan berada di tempat yang baik, secara mental atau fisik. Saya tidak mengalami migrain lagi, dan setelah 10 tahun bekerja shift dan terbang di antara zona waktu, jadwal tidur saya kembali ke jalurnya," ujar dia.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum