Perusahaan Rental Mobil di Selandia Baru Kolaps Dihantam Pandemi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perusahaan Rental Mobil di Selandia Baru Kolaps Dihantam Pandemi

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Jumat, 19 Feb 2021 19:40 WIB
Perusahaan rental mobil campervan di Selandia Baru
Foto: Perushaan rental mobi Jucy (dok. Jucy)
Auckland -

Sebuah perusahaan rental mobil campervan di Selandia Baru kolaps dihantam pandemi. Mereka punya hutang sebesar NZ$ 44 Juta (setara Rp 447 Miliar) ke bank.

Perusahaan rental mobil campervan itu bernama Jucy. Jucy dinyatakan kolaps karena terkena dampak buruk pandemi COVID-19. Tidak adanya wisatawan yang menggunakan jasa mereka menjadi penyebab utama kolapsnya perusahaan tersebut.

Jucy pun terpaksa berhutang sebesar NZ$ NZ$ 44 Juta (setara Rp 447 Miliar) ke Bank ABS Selandia Baru. Tak cuma itu, mereka juga punya hutang ke kreditur personal sebesar NZ$ 1 Juta (setara Rp 4 Miliar).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dihimpun detikTravel dari beberapa sumber, Jumat (19/2/2021), sebagai langkah penyelamatan Direktur Jucy, Tim serta Dan Alpe pun melakukan restrukturisasi bisnis mereka, lalu membuat bisnis itu hibernasi, mem-phk karyawan serta merasionalisasi properti dan kendaraan.

Setelah langkah-langkah itu dilakukan, barulah mereka meningkatkan ekuitas perusahaan. Ditaksir total aset perusahaan ini mencapai NZ$ 20 juta atau sekitar Rp 200 Miliaran.

ADVERTISEMENT

Akhirnya pada bulan November 2020 kemarin, Polar Capital membeli sebagian besar aset yang dimiliki oleh Jucy, termasuk Jucy Group, Jucy Rentals, Jucy Holdings dan juga Jucy by Design.

Selain memiliki usaha rental mobil campervan, Jucy juga memiliki beberapa penginapan yang beroperasi di beberapa kota di Selandia Baru. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, di bulan April lalu, Jucy mengalami musibah pencurian.

Sebanyak 100 mobil mereka yang diparkir dicuri orang. Mobil-mobil itu memang dibiarkan tidak dikunci. Namun malah gerombolan pencuri datang dan menggasak mobil-mobil itu. Sebanyak 29 orang ditahan dalam kasus pencurian tersebut.

Sampai saat ini, para investor sedang mengejar realisasi untuk menjual aset-aset sisa yang belum dimasukkan ke dalam aset resmi dari Jucy. Uang penjualan itu nantinya akan digunakan untuk membayar hutang perusahaan.




(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads