Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berharap GeNose C19 dapat dimanfaatkan untuk screening di tempat wisata. Dengan demikian, sektor pariwisata dapat lebih cepat bangkit.
Harapan ini disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo dalam acara Hybrid Launching GeNose Inovasi Deteksi Cepat COVID-19 yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (19/2/2021). Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa alat ini cocok dengan kebutuhan pariwisata.
"Kami sangat mengapresiasi bahwa GeNose C19 sangat cocok untuk diterapkan sebagai metode screening massal di berbagai destinasi maupun fasilitas penunjang pariwisata," kata Angela.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga memuji kecanggihan GeNose C19 yang mampu bekerja lebih cepat dan murah. Apalagi, alat ini juga dibuat oleh orang Indonesia.
"Tentunya Kemenparekraf menyambut baik sekali inovasi anak bangsa GeNose C19. Sebuah alat testing dengan waktu tunggu hasil tes lebih cepat, biaya lebih terjangkau, tingkat akurasi yang tinggi, dan yang paling penting adalah sangat nyaman digunakan," ujarnya.
Angela juga mengatakan bahwa pihaknya akan segera menerapkan penggunaan alat ini di berbagai tempat wisata. Hal itu didukung pula dengan penandatanganan nota kesepahaman dari 15 asosiasi, termasuk grup hotel Accor, sebagai bentuk komitmen untuk mempromosikan dan menggunakan GeNose C19.
"Kemenparekraf akan menerapkan metode screening secara massif dan penandatanganan kesepakatan hari ini menunjukkan langkah awal seluruh stakeholders pariwisata untuk mewujudkan hal ini. Saya juga sangat mengapresiasi langkah Indonesia temasuk Accor Group yang mendukung penggunaan GeNose C19 sebagai salah satu penerapan protokol kesehatan," ia mengungkapkan.
Dengan kerja sama berbagai pihak ini dan ditambah pula dengan program vaksinasi nasional, Angela berharap sektor pariwisata dapat segera pulih.
"Kami berharap program vaksinasi pariwisata dilengkapi dengan penerapan 3T dan 3M yang tertib dapat mempercepat pemulihan pariwisata tahun ini. Semoga dapat membantu akselerasi pemulihan pariwisata di masa pandemi COVID-19 serta meningkatkan citra Indonesia di mata dunia," kata dia.
Sebagaimana diketahui, pariwisata merupakan sektor yang paling terpukul akibat pandemi COVID-19. Wamenparekraf Angela menjelaskan penurunan jumlah wisatawan dan devisa yang signifikan terjadi pada tahun 2020.
"Kalau kita lihat data memang sangat turun wisatawan mancanegara sebesar 74,67 persen di tahun 2020 dibandingkan tahun 2019. Lalu jumlah wisatawan nusantara juga menurun sebesar 29,7 persen. Devisa juga menurun diperkirakan hanya sebesar USD 3,54 miliar atau turun sebesar 79,1 persen dari tahun sebelumnya," kata dia.
Baca juga: Hasil Tes GeNose C19 Kini Diterima KA Wisata |
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan