Pasangan Ini Buktikan Perbedaan Ras Bukan Penghalang dalam Islam

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pasangan Ini Buktikan Perbedaan Ras Bukan Penghalang dalam Islam

Have Halal Will Travel - detikTravel
Senin, 01 Mar 2021 13:43 WIB
nikah beda ras
Ilustrasi pernikahan beda ras. Foto: Instagram @kaysince1991
Jakarta -

Sebuah pernikahan bukan hanya menyatukan dua hati dalam sebuah rumah tangga, tetapi juga menyatukan dua keluarga dengan latar budaya yang berbeda. Meskipun sama-sama beragama Islam, tentu saja akan ada sedikit perbedaan, baik dalam melaksanakan praktik beribadah atau menjalankan kehidupan sehari-hari.

Namun, hal tersebut tidak menjadi halangan bagi empat pasangan ini untuk menjalani rumah tangga. Kisah mualaf inspirasional berikut ini dapat menunjukkan bahwa perbedaan ras bukanlah sebuah penghalang untuk hidup harmoni.

1. Fadhilah & Kim

Kim, pria asal Korea yang menjadi mualaf pada 2013 silam menikahi Fadhilah, seorang Muslim asal Malaysia. Bertemu di UTM Skudai, kini Kim menjalani peran barunya menjadi imam bagi Fadhilah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernikahan mereka tentu bukanlah hal yang mudah, mengingat latar budaya yang begitu berbeda. Akan tetapi, kesamaan hobi membantu perjalanan mereka menjadi lebih mudah.

Kesabaran, komunikasi, komitmen, dan toleransi adalah kunci dari pernikahan mereka. Sebelum bertemu dengan sang istri dan menjadi mualaf, Kim memang sudah lama tertarik dengan agama Islam.

ADVERTISEMENT

Dengan bantuan Fadhilah, Kim belajar untuk berpuasa satu bulan penuh dan shalat tarawih saat Ramadan. Fadhilah pun mengakui bahwa Ramadan yang dijalaninya kini berbeda dengan adanya Kim.

"Kalau dulu saya selalu berusaha untuk khatam Al-Quran di bulan Ramadan, sekarang kami berdua mengkaji terjemahan Al-Quran dalam bahasa Inggris dan Korea untuk memaknai artinya. Ini menjadi momen yang sangat berharga untuk saya," ungkapnya.

Meskipun seringkali masih ada kesalahpahaman di antara keduanya, mereka tetap berusaha untuk menerima keadaan tersebut. Fadhilah juga sangat bersyukur karena Allah SWT memberikannya kesempatan untuk menjadi bagian dalam perjalanan iman sang suami.

2. Mahdi & Sagal (Suriah-Perancis & Kanada-Somalia)

Dipertemukan sebagai murid dan guru di kelas Bahasa Arab, tidak butuh waktu lama untuk Mahdi dan Sagal melangkah ke jenjang yang lebih serius. Meskipun dibesarkan dengan latar budaya yang berbeda, tetapi keduanya sepakat untuk menjalankan kehidupan berdasarkan tuntunan agama Islam.

Ramadan mereka dijalani bersama dua buah hati.. Meskipun diakuinya tidak mudah mengatur waktu untuk berpuasa sambil mengurus kedua anak mereka, tetapi hal itu justru menambah kekompakan pasangan asal Suriah-Perancis dan Kanada-Somalia ini.

Pasangan ini mengatakan bahwa pernikahan antara dua orang dari latar budaya yang berbeda sama saja dengan pernikahan pasangan pada umumnya, jika mengesampingkan tentang faktor budaya. Mereka berpesan untuk setiap pasangan agar tetap fokus pada satu prinsip yang dipegang bersama dan menjadikan perbedaan sebagai bonus dalam menjalankan rumah tangga.

3. Jesse & Liyana (Kepulauan Mariana Utara & Singapura)

Pasangan asal Kepulauan Mariana Utara dan Singapura ini menikah pada tahun 2018 silam. Jesse dan Liyana merupakan hasil 'perjodohan' teman mereka. Saat itu Jesse sedang berada di Amerika sedangkan Liyana berada di Singapura.

Perbedaan budaya membuat Ramadan pertama mereka cukup menantang. Jesse terbiasa dengan makanan ringan seperti kurma dan madu, sedangkan Liyana terbiasa dengan makanan berat untuk sahur. Hal ini menyadarkan keduanya bahwa kini mereka tidak hanya memikirkan selera makan sendiri.

Tidak merasa berat, tantangan ini justru menguatkan hubungan mereka untuk semakin mengerti satu sama lain. Pasangan ini menyadari bahwa perbedaan budaya bukanlah sebuah penghalang dalam beribadah dan berumah tangga, melainkan sebuah kesempatan untuk mereka semakin meningkatkan kesabaran dan senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.




(pin/pin)

Hide Ads