Jamu...Jamu... Belajar Jadi Mbok Jamu di Desa Wisata Bantul, Yuk!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jamu...Jamu... Belajar Jadi Mbok Jamu di Desa Wisata Bantul, Yuk!

Jihaan Khoirunnisaa - detikTravel
Selasa, 02 Mar 2021 14:45 WIB
Kampung Jamu di Bantul
Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom
Bantul -

Di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, ada desa wisata yang ajarkan pengunjung meracik jamu. Mayoritas warga di Dusun Kiringan, Desa Canden, Kecamatan Jetis, memang dikenal sebagai penjual jamu. Tak heran kalau sekarang desa ini jadi objek wisata edukasi.

Untuk sampai di Kiringan, kamu hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 20 menit dari pusat pemerintahan Kabupaten Bantul dengan menggunakan mobil. Sesampainya di sana, pengunjung akan melihat gapura selamat datang dan Patung Mbok Jamu di sudut jalan. Pengunjung juga akan disambut dengan hamparan sawah hijau yang memanjakan mata.

Menurut Ketua Desa Wisata Jamu Kiringan, Sutrisno, Dusun Kiringan telah lama dikenal luas sebagai sentra jamu gendong, namun baru menjadi Desa Wisata pada tahun 2016 setelah mendapat SK Bupati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya desa wisata ini udah agak lama, tapi dapat SK Bupati baru tahun 2016. Sehingga kalau dari sekarang umurnya masih sangat-sangat muda," katanya kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Sutrisno menjelaskan, ada sekitar 132 pelaku usaha jamu di Kiringan yang memproduksi jamu warisan nenek moyang untuk kemudian dijual kepada masyarakat di berbagai wilayah di Yogyakarta. Saat memasarkan jamu, umumnya mereka sudah menggunakan sepeda motor. Namun, ada pula yang masih mengandalkan sepeda onthel untuk menjangkau pembeli di luar area Dusun Kiringan.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan, wisatawan yang datang bisa melihat langsung proses meracik jamu, mulai dari jamu peras, jamu instan, jamu celup hingga berbagai produk olahan jamu, seperti sirup.

Adapun harga wisatawan domestik untuk 1 resep jamu adalah Rp 200 ribu. Namun, apabila membuat 5 resep jamu sekaligus, maka akan diberi diskon menjadi Rp 150 ribu untuk satu resepnya. Paket ini sudah termasuk fasilitas welcome drink, makan utama dan snack, serta jelajah wisata keliling Dusun Kiringan.

Kampung Jamu di BantulKampung Jamu di Bantul Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

"Jadi 1 resep itu harganya sebenarnya Rp 200 ribu. Tapi kalau ambil 5 (resep) itu ada potongan harga, menjadi 1 resep ada potongan Rp 50 ribu. Harusnya bayar Rp 1 juta, dikurangi Rp 250 ribu," terangnya.

Lalu, apabila wisatawan datang secara berkelompok atau rombongan dengan minimal 20 orang, maka harganya menjadi Rp 40 ribu untuk 1 resep. Sementara bagi wisatawan mancanegara, harga untuk 1 resep jamu yaitu Rp 300 ribu.

Lebih lanjut diungkapkannya, wisatawan tidak perlu khawatir jika ingin belajar banyak resep namun dengan waktu yang terbatas. Sebab, Sutrisno akan menyesuaikan proses pembuatan jamu dengan waktu yang dibutuhkan.

"Anda punya waktu berapa itu yang ngatur saya. Ada yang minta 5 resep, jadi nggak 2 jam? Itu insyaallah jadi. Karena udah tak racikin, kaya di TV itu. Bahan baku, bahan udah dikupas, bahan udah diparut, udah diperas, tinggal nanti yang udah diperas dimasukkan (ke) wajan," jelasnya.

Kampung Jamu di BantulKampung Jamu di Bantul Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom

Tidak hanya menawarkan paket belajar jamu, Sutrisno mengatakan telah menyediakan penyewaan pakaian ala mbok jamu gendong, dengan pilihan ukuran dewasa maupun anak-anak. Untuk 1 set pakaian, yang terdiri dari tenggok, jarik, dan caping, wisatawan hanya perlu membayar Rp 15 ribu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan kualitas jamu di Kiringan serta proses yang masih menggunakan cara tradisional menjadi daya tarik dan nilai jual tersendiri bagi wisatawan. Sehingga wisatawan tidak hanya bisa minum jamu, tapi juga belajar langsung tentang bahan dan cara membuatnya.

"Di sana ada juga experience-nya, jadi orang bisa lihat (bahannya) dan prosesnya tidak hanya minum jamu," tuturnya.

Melihat potensi yang dimiliki Dusun Kiringan sebagai pilihan destinasi wisata, BRI turut memberikan bantuan. Manager Bisnis Mikro BRI Bantul, Joko Wahyudiarto mengatakan, pihaknya telah memberikan bantuan berupa gapura yang menjadi ikon khas Dusun Kiringan sebagai Desa Wisata Jamu Gendong.

Ada pula alat penggiling jamu basah dan genset untuk meningkatkan produktivitas penjual jamu di sana. Dalam waktu dekat, BRI akan memberikan bantuan lainnya, baik berupa bantuan alat maupun pelatihan.

" Dalam waktu dekat BRI akan memberikan bantuan CSR juga berupa peralatan pembuatan jamu berupa parut dan lain-lain sehingga pengembangan bisnis dari jamu Kiringan bisa terangkat," pungkasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.




(prf/ddn)

Hide Ads