Bali akan menjadi percontohan terkait penerapan travel bubble dengan negara lain. Ada 4 negara yang akan masuk dalam travel bubble dengan Bali.
Sebanyak empat negara menjadi calon pembukaan pariwisata internasional untuk Bali melalui mekanisme travel bubble. Keempat negara tersebut yakni Belanda, Republik Rakyat Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA) dan Singapura.
Negara tersebut dipilih dalam rapat koordinasi (Rakor) setingkat menteri antara Menteri Luar Negeri, Retno L. Marsydi dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno di Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali, Rabu (17/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tadi yang sudah disebut ada beberapa negara untuk Bali, Belanda Tiongkok dan UEA dan yang lain nanti kita akan pilih, sama Singapura. Jadi ada beberapa negara yang tadi dibicarakan, tapi ini finalisasinya tergantung dengan travel Corridor arrangements masing-masing," kata Sandiaga usai rakor tersebut.
Sandiaga menuturkan, pembukaan pariwisata internasional melalui travel bubble ini bakal dipimpin oleh Menteri Luar Negeri, Retno L. Marsudi. Negara yang diutamakan untuk travel bubble yakni yang memiliki tingkat vaksinasi tinggi dan memiliki resiprokal atau hubungan timbal balik yang baik dengan Indonesia.
Selain itu, negara yang dipilih juga harus mempunyai penerapan protokol kesehatan yang baik, testing dan tracing yang kuat dan juga memiliki kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan faktor kesehatan di Indonesia.
Rencana pembukaan pariwisata internasional melalui travel bubble ini bakal dilakukan setelah penerapan zona hijau di Pulau Dewata. Kini masih sedang disiapkan zona hijau COVID-19 di tiga wilayah yakni International Tourism Development Center (ITDC), Kawasan Pariwisata Nusa Dua Kabupaten Badung, kawasan Sanur Kota Denpasar dan kawasan Ubud Kabupaten Gianyar.
"Jadi zona hijau dulu, tadi arahannya. Dan ini akan kita mulai dengan Nusa Dua, Ubud dan Sanur," kata mantan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta itu.
Sandiaga menuturkan, pihaknya akan melakukan uji coba mengenai kedatangan wisatawan mancanegara dengan travel bubble ini. Ujicoba dilakukan sesuai dengan arahan Presiden yakni sekitar Juni dan Juli 2021. Karena itu, pihaknya mempunyai waktu hanya sekitat tiga bulan untuk persiapan.
"Harus ada simulasi. Dan mungkin trial pilot projects, mungkin ada dua charter flight yang datang terus kita pantau betul. Sebelum itu mungkin wisatawan nusantara juga kita lakukan yang sama," kata dia didampingi Wamenparekraf Angle Tanoesoedibjo segenap deputi dan staf ahli Kemenparekraf.
"Oleh karena itu, persiapan zona hijau di Bali digenjot vaksinasinya, protokol kesehatan dan dikuatkan 3T, termasuk juga tracing. Jadi tadi dibahas mengenai aplikasi. Jadi gimana aplikasi Peduli Lindungi eHac ini bisa terintergrasi," imbuhnya.
Sandiaga mengatakan, kehadiran seluruh jajaran Kemenparekraf di Bali sebagai bentuk komitmen pihaknya dalam menindaklanjuti arahan yang sudah dari Presiden Jokowi saat datang ke Bali kemarin.
Arahan itu mengenai Bali pada pertengahan tahun yakni Juni atau Juli dengan berbagai persiapan. Persiapan tersebut yakni berupa angka COVID-19 yang terkendali atau terus ditekan, peningkatan protokol kesehatan 3M, peningkatan dan penguatan 3T dan vaksinasi menuju angka 2 juta lebih.
"Dan kami tadi membahas dengan Bu Menlu dan perwakilan kementerian dan lembaga yang membidangi. Tadi semua memberikan masukan dan kita sudah mencapai kesepakatan bahwa kita memulai proses finalisasi dari persiapan kita dalam konsep travel corridor arrangements. Nah ini akan kita minitor dan evaluasi setiap dua minggu dan akan kami juga lakukan langkah koordinasi untuk dilaporkan kepada Pak Presiden untuk diratas-kan dan diambil keputusannya," tutup Sandi.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol