Ingin wujudkan kawasan wisata heritage terpadu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kunjungi Kota Lama Semarang, Jawa Tengah.
Kunjungan yang dilakukan, Jumat (23/4) lalu itu dipimpin langsung Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana beserta jajaran Disbudpar dan OPD Kota Bandung.
Yana mengatakan, potensi untuk membuat kawasan wisata heritage terpadu di Kota Bandung cukup terbuka lebar. Namun untuk mewujudkannya membutuhkan dukungan dan kesamaan visi dari pelbagai pihak. Salah satunya dengan mengunjungi Kota Lama di Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari lawatannya, Yana mempelajari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang membangun dan mengelola kawasan Kota Lama.
![]() |
Baca juga: On Eternal Patrol, Inilah Arti Nama Nanggala |
Di luar sistem dan regulasi pemerintah, rupanya modal dasar untuk menghadirkan hal itu berlandaskan atas komitmen semua pihak.
"Dengan semangat yang sama, di sini dipimpin oleh ibu Wakil Wali Kota. Sehingga beliau bisa mengkoordinasikan seluruh OPD dan kelompok masyarakat untuk memiliki kesamaan visi dan misi penataan Kota Lama di Semarang," kata Yana dalam keterangan tertulis yang diterima detikTravel, Minggu (25/4/2021).
Yana mengungkapkan, komitmen tersebut bukan hanya sebatas kesadaran terhadap nilai sejarah dari sebuah infrastruktur kota. Namun berkembang menjadi upaya bersama menumbuhkan sektor pariwisata Kota Lama.
Sehingga berkontribusi secara signifikan dan merangsang roda perekonomian masyarakat.
![]() |
"Jadi di sini ada keinginan bersama untuk memelihara situs yang bersejarah dan gedung heritage. Kemudian dampaknya mempunyai nilai wisata dan membantu pertumbuhan ekonomi. Sekaligus menjaga gedung yang memiliki nilai sejarah," ujarnya.
Yana menambahkan, kelembagaan pengelola sebuah kawasan memerlukan kolaborasi antar elemen. Sehingga memudahkan koordinasi dan mempercepat pelaksanaan setiap program.
"Pertama, membentuk badan pengelola yang sifatnya adhoc. Jadi keterlibatan tidak hanya unsur pemerintah, tapi berbagai unsur masyarakat, komunitas dan lainnya," jelasnya.
Saat ini di Kota Bandung ada kawasan Jalan Braga dan Jalan Asia Afrika yang menjadi ikon heritage. Selain wilayah itu, Yana menilai ada sejumlah lokasi lain yang bisa diintegrasikan menjadi sebuah kawasan.
"Kemudian daerah pecinan di dekat kawasan Pasar Baru, kemudian di Sudirman. Saya pikir kawasan itu cocok, meski pun tetap butuh kajian," pungkasnya.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol