Tradisi Seba Baduy 2021 Tetap Digelar, Namun Terbatas

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tradisi Seba Baduy 2021 Tetap Digelar, Namun Terbatas

Bahtiar Rifa'i - detikTravel
Senin, 17 Mei 2021 17:40 WIB
BANTEN, INDONESIA - FEBRUARY 07:  A member of the traditional Baduy (or Badui) tribe walks on the bamboo bridge in the village in the hilly forest area of the Kendeng mountains on February 7, 2010 in Banten, Indonesia. The traditional community consists of around 5000-8000 people spread acorss a hilly area of just 50 square kilometres. The religion of the Baduy people, known as Agama Sunda Wiwitan, combines elements of Hinduism, Buddhism and traditional beliefs, including various taboos such as not eating food at night, touching money, accepting gold or silver or even cutting their hair.  (Photo by Ulet Ifansasti/Getty Images)
Foto: Ilustrasi suku Baduy (Getty Images/Ulet Ifansasti)
Lebak -

Tradisi Seba Baduy tahun ini akan tetap digelar secara terbatas. Seba Baduy rencananya akan dilakukan pada 21-22 Mei 2021 mendatang.

Tradisi Seba Baduy sejatinya dilakukan setahun sekali, dengan cara warga adat berjalan kaki dari Kanekes ke Rangkasbitung hingga ke Serang.

Sebetulnya, pelaksanaan Seba terbatas ini sudah dilakukan sejak 2020 akibat pandemi. Tahun lalu hanya ada 17 warga Baduy yang melaksanakan. Jumlah itu terdiri dari 13 Baduy Luar dan empat dari Baduy Dalam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seba hari Jumat dari sini (Kanekes) ke Rangkas, ke Serangnya hari Sabtu. Paling nggak banyak, beberapa orang," kata Kepala Desa Kanekes Jaro Saija kepada detikcom di Lebak, Senin (17/5/2021).

Masyarakat adat sendiri tidak mempermasalahkan jika Seba tahun ini tidak ditemui oleh bupati Lebak atau gubernur Banten. Karena tahun lalu, mereka hanya ditemui oleh masing-masing pejabat di Dinas Pariwisata karena alasan pandemi.

ADVERTISEMENT

"Bagi kami biarpun nggak diterima siapun yang nerima, Seba pasti dilaksanakan," tambahnya.

Rencananya, Seba tahun ini akan diikuti oleh paling banyak 20 orang. Harapannya, siapapun yang menerima mereka, tradisi wajib ini tetap harus dilaksanakan.

Mereka sendiri memahani bahwa ada pandemi COVID-19 yang membuat tradisi ini tidak bisa menemui kepala daerah.

"Bagi kami siapapun yang menerima, yang pasti biarpun tidak diterima pasti dilaksanakan. Kalau tidak dilaksanakan takut karena dari leluhur harus dilaksanakan," pungkasnya.

Seba memang jadi rangkaian wajib warga adat yang tinggal di selatan Banten ini. Mereka biasanya melakukan Seba ke kepala daerah setelah tradisi Kawalu dengan menutup diri selama tiga bulan dari dunia luar.

Seba jadi kewajiban mereka bertemu bupati dan gubernur. Biasanya, mereka memohon diberikan perlindungan misalkan terkait pelestarian alam atau permohonan lain yang jadi perhatian masyrakat adat dalam rentang waktu satu tahun.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Lebak Imam Rismahayadin membenarkan bahwa permohonan dilakukan Seba sudah diterima pihak pemkab. Yang jelas, tradisi ini dilakan terbatas dan sedang dibahas apakah nanti akan ditemui bupati atau tidak.

"Seba Baduy baru dapat surat dari pak jaro Kanekes (dilaksanakan) tanggal 21-22 Mei, kita mau koordinasikan dulu dengan pimpinan," ujar Imam terpisah kepada detikcom.




(wsw/wsw)

Hide Ads