Perubahan iklim rupanya juga berdampak pada lukisan gua tertua di dunia yang berada di Sulawesi. Lukisan binatang yang ada di sana perlahan rusak.
Dikutip dari BBC, Kamis (20/5/2021) lukisan yang mulai rusak karena perubahan iklim termasuk lukisan babi hutan yang dilukis 45.000 tahun lalu di Sulawesi. Di samping itu, motif di gua lain yang menggambarkan pemandangan berburu dan mahkluk gaib juga hancur lebih cepat karena kenaikan suhu.
Penemuan ini menandakan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk melestarikan seni yang tak ternilai harganya ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Karya seni ini) menghilang di depan mata kita," kata pemimpin studi dari Pusat Penelitian Sosial dan Budaya Griffith, Dr Jilian Huntley.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Scientific Reports minggu lalu, tim peneliti Australia dan Indonesia menemukan bahwa peningkatan suhu dan pola cuaca ekstrem lainnya, seperti kemarau panjang dan musim hujan lebat, berperan dalam mempercepat penumpukan garam di dalam sistem gua yang menjadi rumah bagi karya seni itu.
Tumpukan garam ini membengkak dan menyusut saat lingkungan memanas dan mendingin. Pada saat cuaca panas, garam geologis dapat tumbuh lebih dari tiga kali ukuran awalnya.
Kristal-kristal garam yang tumbuh di atas dan di belakang lukisan batu itu menyebabkan gambar mengelupas dari dinding gua.
"Kami sangat membutuhkan penelitian seni cadas dan konservasi lebih lanjut untuk mendapatkan kesempatan terbaik dalam melestarikan lukisan gua Pleistosen di Indonesia," kata Dr Huntley.
Sementara itu lukisan babi hutan yang seukuran aslinya di Sulawesi merupakan bagian dari adegan naratif yang ditemukan di Gua Leang Tedongnge. Gua ini terletak di sebuah lembah terpencil di Pulau Sulawesi.
Penemuan ini membuktikan bahwa awal permukiman manusia ada di wilayah tersebut. Lukisan ini merupakan seni tertua di dunia yang menggambarkan sebuah sosok tapi bukan seni tertua yang diproduksi manusia.
Lukisan serupa ditemukan di Afrika Selatan. Bentuknya berupa coretan. Gambar itu berusia 73.000 tahun dan diyakini sebagai lukisan tertua di dunia.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol