Bandara Changi menjadi klaster COVID-19 terbesar di Singapura. Pada Kamis (20/5) kemarin, total ada 100 kasus COVID-19 yang berasal dari klaster Bandara Changi.
Mengutip mothership.sg, Jumat (21/5/2021), klaster Bandara Changi Singapura bertambah lagi 4 orang pada Kamis 20 Mei 2021. Total kasus di klaster ini sudah mencapai 100 orang. 4 Orang itu kini sudah masuk karantina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan hasil pengecekan, banyak dari mereka yang terinfeksi merupakan pekerja di zona bandara yang menerima penerbangan dari negara berisiko tinggi, termasuk dari Asia Selatan. Bahkan, beberapa di antaranya dinyatakan positif Corona B1617 yang pertama kali ditemukan di India.
Kasus pertama di Bandara Changi adalah seorang berumur 88 tahun yang bekerja sebagai pekerja kebersihan di Terminal 3 Bandara Changi. Dia dipekerjakan di Bandara Changi oleh Ramky Cleantech Services. Pekerja tersebut sebelumnya sudah divaksinasi dan dinyatakan positif pada 5 Mei lalu.
3 hari kemudian, ada 3 pekerja terkena lagi COVID-19. Jumlah orang yang dinyatakan positif kemudian bertambah setiap harinya.
Tumbuhnya kasus ini memaksa otoritas penerbangan sipil Singapura dan Bandara Changi menutup bandara Changi selama 2 minggu dari 13 Mei sampai 26 Mei.
Masyarakat Singapura yang kebetulan datang ke Bandara Changi dari tanggal 1 Mei, diminta untuk mengikuti tes COVID-19 secara gratis di tempat pengetesan yang ditunjuk pemerintah.
Gara-gara munculnya klaster baru di Bandara Changi, Singapura memutuskan untuk melakukan lockdown di negaranya mulai 16 Mei sampai pertengahan Juni. Warga Singapura dilarang untuk makan di restoran dan mengadakan pertemuan lebih dari dua orang.
(ddn/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum