Suara Ratapan Biksu Kuil Thailand yang Merana

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Suara Ratapan Biksu Kuil Thailand yang Merana

bonauli - detikTravel
Selasa, 08 Jun 2021 06:15 WIB
Kuil terkenal di Thailand
Kuil Wah Pho (NFadils/d'Traveler)
Bangkok -

Thailand sedang bersiap untuk membuka gerbang negara. Dari balik tembok kuil terdengar jeritan para biksu yang ternyata rindu turis.

Dilansir dari UCA News, pandemi virus Corona juga menghajar kuil-kuil Buddha di Thailand. Kuil-kuil ini merasakan dampak finansial karena tak ada wisatawan.

Para biksu yang berada di sana hidup dari sumbangan turis. Sehingga, kini kuil-kuil harus mencari sumber pendapatan lain untuk membiayai kehidupan biksu yang tinggal di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebut saja kuil-kuil di Bangkok dan Chiang Mai. Kuil-kuil di sana hidup dari wisatawan sebelum pandemi.

Wat Pho dikenal sebagai Kuil Buddha Berbaring. Biasanya kuil ini sanggup menampung 10.000 turis setiap hari. Wisatawan membayar karcis sebesar 100 baht atau sekitar Rp 45 ribuan.

ADVERTISEMENT

Namun karena perbatasan ditutup untuk pariwisata, kuil-kuil kehilangan sumber pendapatan selama lebih dari setahun. Ini sungguh berat.

Karena biaya perawatan kuil sendiri membutuhkan biaya sekitar 3 juta baht atau sekitar Rp 1,3 miliar per bulan. Biaya tersebut dibagi untuk air, listrik, karyawan administrator, penjaga keamanan, dan staf pemeliharaan.

"Jika turuis datang, kita bisa tinggal di sini. Tetapi jika turis tidak datang, sulit bagi kami untuk terus tinggal di sini," ujar asisten kepala biara, Phra Rattanasunthorn.

Situasi ini juga terlihat di kuil-kuil lain di sekitar Thailand.

"Beberapa kuil Buddha yang sangat bergantung pada sumbangan dari turis asing, namun sekarang berjuang untuk bertahan lebih lama dari pandemi," kata Brooke Schedneck, asisten profesor studi agama di Rhodes Collage, Amerika Serikat.

Kerugian siginifikan juga terlihat pada anggota komunitas monastik dan usaha kecil yang berkembang di dekat komplek kuil. Banyak pedagang kaki lima dan subvenir yang kehilangan penghasilan di sekitar kuil.

Menurut survei yang dilakukan oleh Kanyor Statistik Nasional pada tahun 2018, lebih dari 21 juta orang Thailand, di negara berpenduduk 69 juta, bekerja di sektor informal dengan proporsi pria dan wanita yang sama.

Ada sekitar 40 juta turis asing yang mengunjungi Thailand pada tahun 2019. Namun sekal pandemi dimulai pada awal 2020, jumlah pengunjung asing telah menyusut.

Tak adanya turis asing, beberapa inisiatif populer yang dilakukan di kuil-kuil Buddha seperti dialog antaragama reguler antara biksu Buddha dan pengunjung asing yang disebut Obrolan Biksu.

"Sulit untuk mengukur kerugian ini, tetapi tidak diragukan lagi mereka akan meninggalkan dampak yang dalam beberapa waktu mendatang," Schedneck.




(bnl/fem)

Hide Ads