2 Kerapuhan Australia, Penyebab dan Akibat Meroketnya Corona

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

2 Kerapuhan Australia, Penyebab dan Akibat Meroketnya Corona

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 16 Jul 2021 17:25 WIB
Traveler dan penerbangan di Australia
Traveler di Australia (Foto: CNN)
Canberra -

Pemerintah Australia memperketat gerbang negara lagi dengan mengurangi separuh batas kedatangan. Efek kebijakan ini adalah ribuan orang tak bisa pulang karena harga tiket pesawat juga meroket.

Diberitakan CNN, Australia berulang kali memperketat gerbang masuk negaranya agar kasus infeksi virus Corona bisa diatasi. Terbaru, batas kedatangan internasional Australia telah dipangkas, dari 6.000 orang menjadi sekitar 3.000 penumpang, per minggu pada 14 Juli.

Akibatnya akan dirasakan oleh 34.000 warga Australia yang telah terdaftar di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan. Mereka yang berada di luar negeri dan akan kesulitan saat ingin pulang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan itu dibuat oleh kabinet nasional, setelah pelanggaran berulang dalam sistem karantina. Akibatnya, varian Delta merembes ke komunitas di seluruh negeri.

Itu menjadi bukti kerapuhan garis pertahanan utama Australia.

ADVERTISEMENT

Penutupan gerbang Australia akan ditinjau pada 31 Agustus. Tapi, pemerintah federal telah mengindikasikan bahwa keputusan itu mungkin akan berlaku sampai akhir tahun.

Pejabat Australia menyebut pencapaian kekebalan kelompok adalah kunci untuk membuka kembali perbatasan.

Traveler dan penerbangan di AustraliaTraveler di Bandara Sydney, Australia (Foto: CNN)

Australia minim vaksinasi

Meski jadi salah satu negara terkaya di bumi, namun Australia kurang gesit melaksanakan vaksinasi Covid-19. Ya, hanya 9% orang dewasa Australia yang telah divaksinasi Corona lengkap.

Akibatnya, negara itu berada di posisi paling akhir dibanding 38 negara anggota Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi.

Perdana Menteri Scott Morrison pun ragu untuk membuka kembali negaranya pada Natal 2022.

Dalam beberapa minggu mendatang, maskapai internasional bahkan terpaksa membatalkan ribuan tiket warga Australia karena pengurangan batas itu. Beberapa bahkan mungkin menangguhkan penerbangan penumpang sepenuhnya karena tak menutup biaya operasional.

Di sisi lain, rencana pemerintah Australia untuk meningkatkan penerbangan repatriasi tidak akan banyak membantu untuk mengimbangi pembatasan baru. Karena, begitu banyak warga yang akan terdampar di luar negeri.

Traveler dan penerbangan di AustraliaSingapore Airlines dan Jetstar di Bandara Sydney, Australia (Foto: CNN)

"10 penerbangan repatriasi tambahan dari 14 Juli hingga 31 Agustus memungkinkan kedatangan 1.700 penumpang ke Darwin. Jumlah yang terbilang kecil dari sejumlah 21.000 penumpang yang biasa datang ke ibu kota utama," dia menjelaskan.

Bahkan sebelum batasan baru ini, maskapai penerbangan terpaksa mendarat di Australia dengan hanya membawa kurang dari 20 penumpang per pesawat, yang membuat mereka memprioritaskan penjualan tiket bisnis dan kelas satu dengan harga premium untuk mencapai titik yang impas.

Halaman selanjutnya ---> Tiket pesawat mahal

Tiket pesawat super mahal

Kembali pada bulan Maret, salah satu penumpang mengatakan bahwa mereka membayar lebih dari AUD 20.000 atau Rp 216 juta untuk tiket kelas bisnis sekali jalan ke Sydney dari berbagai kota di Eropa. Pembatasan baru telah menyebabkan harga tiket meroket lebih jauh.

Karena semakin banyak cerita tentang keluarga yang terdampar, para sarjana hukum mempertanyakan apakah pemerintah Australia telah melanggar hukum internasional dengan melanggar Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, yang menyatakan tidak seorang pun boleh secara sewenang-wenang dirampas haknya untuk memasuki wilayah negaranya sendiri.

PBB telah memperhatikan, dan pada bulan April, Komite Hak Asasi Manusia mengumumkan akan mempertimbangkan dua keluhan terpisah dari warga negara Australia yang terdampar di luar negeri, tentang dampak pembatasan perbatasan oleh pemerintah.



Simak Video "Video: Janji Albanese Usai Terpilih Sebagai PM Australia Lagi"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads