Cuaca ekstrem tak henti-hentinya menghantam China. Dunhuang kebagian badai pasir yang bikin kota ini diselimuti awan debu.
Dunhuang adalah sebuah kota di barat laut provinsi Gansu, Tiongkok barat. Kota ini merupakan tempat wisata karena menjadi pos terdepan Jalur Sutra.
Berada persis di pinggiran Gurun Gobi, Dunhuang harus pasrah ketika badai pasir datang. Dilansir dari AFP, Kamis (29/7/2021) badai pasir kali ini datang dengan tinggi lebih dari 100 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang warga, Zhang, mengatakan kepada media lokal Jimu News kalau badai pasir itu datang tiba-tiba dan menyapu kota dalam lima atau enam menit. Dunhuang sukses 'hilang' sejenak.
"Saya tidak bisa melihat matahari," katanya.
Gedung-gedung tinggi menghilang dari pandangan. Langit gelap dan suasana sangat mencekam.
Polisi terpaksa menutup jalan-jalan utama dan meminta pengendara untuk menunggu badai di area layanan karena jarak pandang anjlok hingga kurang dari 20 kaki.
"Awalnya saya diselimuti debu kuning badai pasir, lalu berubah menjadi merah dan akhirnya hitam," ujarnya.
Sementara itu aktivitas pariwisata terhenti sejenak. Banyak rombongan turis yang kaget karena sebelum badai langit terlihat sangat cerah. Mau tak mau turis yang sedang berada di Dunhuang bersembunyi dengan menggunakan kacamata dan masker untuk melindungi diri.
Sebenarnya kota di Provinsi Gansu sudah tidak mengalami badai pasir dalam beberapa tahun. Menurut kantor berita pemerintah China News Service, badai pasir biasa terjadi di wilayah itu setiap musim semi. Badai pasir di China jarang terjadi di musim panas seperti saat ini.
Dunhuang adalah rumah bagi beberapa tempat wisata utama termasuk Gua Mogao, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO dengan ukiran Buddha kuno dan bentang alam gurun yang mencolok.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum