Cara Tokyo agar Anak Mudanya Mau Divaksin: Kasih Poin dan Diskon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cara Tokyo agar Anak Mudanya Mau Divaksin: Kasih Poin dan Diskon

Syanti Mustika - detikTravel
Selasa, 17 Agu 2021 07:42 WIB
Ilustrasi pria di Jepang.
Ilustrasi Jepang (Philip Fong/AFP)
Jakarta -

Pemerintah Jepang sedang gencar-gencarnya mengimbau warganya untuk vaksin. Bagi kaum muda nanti akan mendapatkan poin dan diskon bila mau divaksin.

Diberitakan SoraNews, Selasa (17/8/2021) kasus virus Corona di Jepang terus meningkat. Tokyo, khususnya, terpukul dengan kasus Corona terbaru yang angka hariannya menembus angka 4.000 kasus selama seminggu terakhir.

Walau vaksin telah lama ada di Jepang, namun tidak semua orang bersedia divaksin Covid-19. Sepertinya, masalah ini adalah masalah global yang menjadi PR pemerintah dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam laporan terakhir pada akhir Juni, kurang dari 9 persen populasi telah menerima vaksin dosis kedua. Meskipun ada beberapa kampanye menarik di masa lalu yang mendorong untuk memakai masker, Pemerintah Metropolitan Tokyo telah memutuskan untuk mengambil rute yang berbeda dalam proposal kampanye promosi vaksinasi baru mereka.

Yaitu, memberikan insentif!

ADVERTISEMENT

Sebuah aplikasi khusus akan dibuat untuk warga Tokyo yang divaksinasi untuk mendaftarkan sertifikat vaksinasi mereka. Mereka yang melakukannya akan dapat menerima poin dan diskon.

Belum terungkap berapa banyak poin dan diskon apa yang akan diberikan. Namun kemungkinan poin tersebut akan dapat digunakan melalui pembayaran tanpa uang tunai, seperti PayPay.

Layanan ini hanya akan tersedia untuk orang-orang berusia 20 hingga 30-an tahun. Itu agar orang-orang muda bergegas untuk divaksinasi.

Namun, tentu ada pro kontra dari kebijakan ini. Banyak netizen Jepang mengatakan aplikasi ini tidak akan berguna atau berfungsi karena tidak lengkapnya informasi yang diberikan. Mereka mempertanyakan poin dan diskon apa yang mereka dapatkan.

Ada juga yang protes karena sulitnya mendapatkan vaksin di kawasannya. Sebagian besar juga mengatakan lebih butuh uang asli dari pada virtual.




(sym/fem)

Hide Ads