Keelokan Baju Kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo Jadi Sorotan

Semua mata tertuju pada kontingen Indonesia yang mengenakan baju gabungan adat daerah. Selain desainnya menarik, baju ini juga bermakna filosofis.

Kontingen Indonesia tampil memukau dalam Upacara Pembukaan Paralimpiade Tokyo yang digelar pada Rabu (25/8/2021). Mereka menarik perhatian karena mengenakan kostum khas Indonesia.

Baju yang mereka kenakan ini terbilang sangat unik karena merupakan hasil modifikasi dari beberapa baju tradisional dari Sumatera, Bali, Kalimantan, sampai Papua. Dilihat detikcom dari Instagram @npcindonesia, baju ini adalah rancangan Rory Wardana Poesponingrat.

Pria asal Solo itu menjelaskan, baju itu mengangkat tema Ratna Mutu Manikam yang artinya kumpulan permata yang indah dan berkilau. Rory ingin menunjukkan keindahan dan keragaman budaya Indonesia lewat busana daerah yang dimodifikasi tersebut.

Saat acara pembukaan, terdapat empat orang di barisan depan yang memakai pakaian ada sesuai daerah masing-masing. Kendati demikian, konsepnya tetap sama yakni sebagai simbol persatuan dan nasionalisme.

Kemudian kontingen defile memakai jaket kasual formal yang mengusung konsep dinamis dan sporty. Jaket itu didominasi warna merah dan putih yang menjadi identitas bangsa Indonesia.

[Gambas:Instagram]

Merah melambangkan energi, kekuatan, keinginan/gairah, motivasi, berani dan percaya diri. Sedangkan putih itu sederhana, rendah hati, murni dan sempurna. Ini juga menjadi simbol dan motivasi bagi para atlet nasional agar selalu berani, jujur dan pantang menyerah.

Pada jaket itu juga disematkan lambang Garuda Pancasila berwarna emas di bagian dada kanan atas. Tak lupa, lambang Paralimpiade disulam pada bagian dada kiri atas. Lalu di bagian belakang jaket terdapat peta nasional Indonesia.

Bagian menarik lainnya adalah lengan jaket yang memakai motif batik parang. Motif ini biasanya digunakan raja-raja Mataram, yang memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah.

Bentuk motif batik ini diambil dari ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak yang juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya memperbaiki diri maupun bentuk pertalian untuk bersatu dan tolong menolong sesama manusia.