"Akan tetapi dengan adanya kendala PPKM itu kami jadi bubar ora karuan, kami akhirnya berhenti total. Jadi pedagangnya akhirnya belum semangat lagi," ucapnya.
Namun dengan adanya pengumuman juara harapan tiga dalam ajang tersebut diakuinya mengubah semangat teman teman di Pokdarwis dan masyarakat sekitar. Mereka berencana untuk kembali mengaktifkan lagi pasar wisata kuliner setelah PPKM Level 4 di Kabupaten Banyumas berakhir.
"Tapi Alhamdulillah kemarin dapat nomor harapan tiga itu membikin semangat dari teman-teman dan masyarakat sekitar, rencananya nanti akan kami jalankan lagi. Karena dengan adanya ini, kami jadi semakin semangat," urainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, lokasi pasar wisata kuliner tersebut sepi, tidak ada aktivitas kegiatan sama sekali, hanya bangunan bangunan dari anyaman khas tradisional yang masih berdiri. Serta papan petunjuk pasar wisata kuliner di Desa Gerduren yang masih berdiri. Berbeda dengan Wisata Pertapan Gerduren yang masih dikunjungi beberapa wisatawan lokal, kedua wisata itu berbeda tempat namun masih satu bagian.
Salah satu warga sekitar, Jono mengatakan jika saat pasar wisata kuliner tersebut buka, diakuinya sangat ramai pengunjung. Hingga akhirnya sepi setelah ramai muncul COVID-19 varian delta, meskipun setiap kegiatan di pasar wisata kuliner tersebut semuanya menerapkan protokol kesehatan.
"Dulu itu pas buka pengunjungnya banyak banget, jadi belinya pakai koin, satu koin 2500, nanti sama pedagangnya ditukar lagi. Yang dagang itu kayak klepon benar benar makanan tradisional. Itu belum lama (tutup) sebelum muncul varian delta dan sudah ada Corona, karena awal sebelam ada varian delta, orang tetap ramai tapi datang menggunakan protokol kesehatan. Unik, pengunjungnya ramai dari desa lain ke situ," ucap Jono.
Sementara menurut Kepala Desa Gerduren, Bambang Suharsono mengatakan jika pasar wisata kuliner merupakan bagian dari Desa Wisata Gerduren atau Wisata Pertapan. Desa wisata tersebut berdiri di lahan milik Perhutani KPH Banyumas Timur dan berada di bawah tegakan pohon pohon pinus, pihaknya saat ini tengah mengajukan perijinan agar hutan desa dapat dikelola lebih luas lagi.
"Kita lagi mengurus legalitas pengelolaan hutannya jadi hutan desa, karena ini hutan Pinus milik Perhutani KPH Timur. Jadi saat ini kita masih kerjasama dengan perhutani sampai izin hutan desa ini turun. Total 185 hektar, yang sudah diusulkan baru jasa lingkungan dan pariwisata sekitar 3 hakter. Kalau izin turun bisa dimanfaatkan semuanya, seperti orang lihat penderes pinus, budi daya tanaman seperti kebun kopi di bawah tegakan, saat ini sedang dikembangkan," ujarnya.
Bahkan, pihaknya saat ini telah membentuk tiga kelompok usaha perhutanan sosial diantaranya jasa lingkungan dan pariwisata, wanatani dan peternakan kecil, wanatani dan peternakan besar yang basisnya usaha. Dari tiga kelompok tersebut yang baru berjalan yakni jasa lingkungan dan pariwisata.
"Kita ada tiga kelompok yang nantinya akan memanfaatkan hutan, yang baru berjalan jasa lingkungan dan pariwisata. Saya juga berupaya menggeser paradigma bagaimana hutan itu tetap jadi hutan, akan tetapi bisa memberikan nilai ekonomi, maka ada tanaman kopi dan tanaman tanaman perkebunan lain yang bisa dimanfaatkan, tapi tetap menjaga konservasi. Untuk budidaya kopi baru tanam 6.000 pohon, nanti kalau masih kurang kita tambah lagi, misal arah ke depan wisata kuliner minum kopi khas Gerduren," ujarnya.
Simak Video "Berfoto Menarik di Bawah Bunga Sakura di Banyumas, Jawa Tengah"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol