Ternyata varian delta yang sangat cepat menular juga mengancam model hidup berdampingan bersama Covid yang dicetuskan Singapura. Bahkan, otoritas lokal akan sangat mungkin menerapkan pembatasan lagi jika wabah tak dapat diatasi.
Diberitakan CNN, Kamis (23/9/2021) jumlah infeksi Covid-19 baru di Singapura berlipat ganda dalam seminggu terakhir. Menurut Kementerian Kesehatan negara singa itu, ada lebih dari 1.200 kasus pada akhir pekan 5 September lalu.
Hingga saat ini, Singapura telah mencatat total 79.899 infeksi Covid-19 dan 65 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins. Pada 21 September angka kasus harian mencetak rekor sebanyak 2.095 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari Senin, Lawrence Wong, kepala gugus tugas Covid-19 Singapura, mengatakan bukan hanya jumlah total kasus harian yang menjadi perhatian pemerintah Singapura, tetapi juga tingkat penyebaran virus.
"Kita tahu dari pengalaman negara lain bahwa ketika kasus meningkat begitu tajam akan ada lebih banyak kasus yang harus ditangani ICU dan lebih banyak orang yang meninggal karena virus ini," katanya.
Singapura menerapkan kebijakan "Covid zero" yang agresif selama pandemi. Mereka memberlakukan pembatasan ketat termasuk menutup restoran, menutup perbatasan, dan menegakkan jarak sosial.
Tetapi pada bulan Juni, pemerintah mengumumkan rencana untuk bergerak menuju hidup berdampingan dengan Covid. Pemerintah berusaha mengendalikan wabah dengan vaksin dan memantau rawat inap daripada membatasi kehidupan warga.
"Kabar buruknya adalah bahwa Covid-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah mungkin untuk hidup normal dengannya di tengah-tengah kita," kata pejabat tinggi Covid-19 Singapura pada bulan Juni 2021 lalu.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum